Sentimen Pasar Kondusif, Transaksi Broker Saham Ikut Positif

Bisnis.com,01 Nov 2021, 20:00 WIB
Penulis: Ika Fatma Ramadhansari
Pialang berjalan di Gedung Bursa Efek Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan sekuritas memproyeksikan transaksi broker pada sisa tahun ini masih tetap positif karena didorong dengan kinerja yang prima sepanjang tahun berjalan maupun optimisme pasar saham Indonesia.

Presiden Direktur BCA Sekuritas Mardy Sutanto menyampaikan bahwa secara umum transaksi broker membaik didukung lebih baiknya sentimen pasar yang menumbuhkan harapan dan kepercayaan.

“Secara umum, kami rasakan sentimen pasar lebih baik karena secara sistematis dan hati-hati. Pemerintah dengan bijaksana memantau dan melakukan relaksasi PPKM apabila kondisinya telah lebih kondusif,” papar Mardy saat dihubungi Bisnis, Senin (1/11/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, transaksi broker pada bulan Oktober 2021 mengalami peningkatan sebesar 22,94 persen sebesar Rp681,65 triliun. Sedangkan pada bulan sebelumnya, September 2021, jumlah transaksi broker sebanyak Rp554,44 triliun.

Tren peningkatan transaksi broker sendiri sudah mulai dirasakan pada pada Agustus 2021 sebesar Rp550,08 triliun, setelah sebelumnya sempat turun pada Juli 2021 yaitu senilai Rp483,36 triliun.

Pada September 2021 nilai transaksi broker secara bulanan juga naik menjadi Rp554,44 triliun.

Maudy menyampaikan senafas dengan kinerja prima dan optimisme dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk akhir tahun ini dan tahun depan, maka BCA Sekuritas memiliki semangat yang sama.

“Dengan berbagai sentimen positif yang ada, maka dengan momentum yang baik ini kami terus tingkatkan engagement kami dengan semua investor institusi dan ritel,” ungkapnya.

Secara terpisah, Direktur Panin Sekuritas Prama Nugraha mengungkapkan optimisme transaksi broker dengan memproyeksikan nilai rata-rata transaksi harian Panin Sekuritas tidak berbeda jauh dengan bulan-bulan sebelumnya.

“Proyeksi kami sampai akhir tahun trading value hampir sama dengan bulan sebelumnya sekitar Rp8 - Rp10 triliun per bulan,” kata Prama kepada Bisnis, Senin (1/11/2021).

Penentuan proyeksi tersebut menurutnya karena karena adanya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Di sisi lain harga komoditas saat ini sudah cukup tinggi sehingga dia memperkirakan kenaikannya akan terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini