Ekspor Turun 9,52 Persen pada September 2021, Begini Reaksi Pemprov Sumut

Bisnis.com,03 Nov 2021, 19:47 WIB
Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MEDAN - Nilai ekspor Sumatra Utara mengalami penurunan sebesar 9,52 persen pada September 2021 jika dibanding bulan sebelumnya. Pada September 2021, nilai ekspor di Sumatra Utara tercatat cuma bernilai US$1,05 miliar.

Akan tetapi, nilai ekspor tersebut terbilang meningkat jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatannya mencapai 37,22 persen. Sebab, nilai ekspor Sumatra Utara hanya tercatat US$762,58 juta pada September 2020 lalu.

Secara kumulatif Januari-September 2021, laju ekspor di Sumatra Utara bernilai US$8,63 miliar. Nilai ini meningkat jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Kurun Januari-September 2020, nilai ekspor di provinsi itu hanya tercatat US$5,84 miliar. Sehingga peningkatannya sebesar 47,75 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara Syech Suhaimi, ekspor terbesar masih didominasi oleh kelompok barang lemak dan minyak hewan atau minyak nabati. Nilainya mencapai US$3,78 miliar atau menyumbang angka 43,74 persen.

Kemudian diikuti oleh kelompok barang karet dan barang dari karet senilai RpUS$1,21 juta atau 13,98 persen.

Dari sisi sektor, kata Syech, industri mendominasi. Sektor ini menyumbang ekspor sebesar 94,88 persen kurun Januari hingga September 2021.

"Kalau kita melihat ekspor menurut sektor, dimana sektor industri masih sangat mendominasi ekspor Sumatra Utara. Diikuti oleh sektor pertanian sebesar 5,12 persen, tambang dan lainnya dan migas," kata Syech, Rabu (3/11/2021).

Syech menjelaskan, terdapat tiga negara yang menjadi pangsa ekspor Sumatra Utara. Yang pertama adalah Tiongkok, ekspor ke negara tersebut mencapai US$1,25 miliar atau 14,52 persen.

Kemudian diikuti Amerika Serikat senilai US$1,08 miliar atau 12,49 persen dan India sebesar US$620,34 juta atau 7,18 persen.

"Dari tiga negara pangsa ekspor kita tersebut mencapai 34,19 persen," kata Syech.

Selain ke tiga negara tersebut, Sumatra Utara juga melakukan ekspor ke negara-negara ASEAN senilai US$1,12 juta atau sebesar 12,97 persen. Sedangkan ke negara-negara Asia luar ASEAN tercatat sebesar 34,36 persen atau US$2,97 miliar.

Di samping ekspor, geliat impor Sumatra Utara pada September 2021 juga mengalami penurunan.

Masih berdasar data BPS, nilai impor September 2021 senilai US$401,46 juta. Turun 13,52 persen dibanding Agustus 2021. Akan tetapi, nilai itu mengalami peningkatan jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatannya mencapai 20,96 persen.

Sedangkan untuk total nilai impor kurun Januari-September 2021 tercatat US$3,77 miliar atau meningkat 29,18 persen dibanding periode yang sama tahun lalu senilai US$2,92 miliar.

"Total impor kita terjadi kenaikan jika dibanding periode yang sama tahun 2020," kata Syech.

Kelompok barang bahan bakar mineral mendominasi impor sebesar 12,88 persen atau US$485,66 juta. Kemudian diikuti kelompok barang mesin-mesin atau pesawat mekanin sebesar US$376,59 juta atau 9,99 persen.

Kelompok barang yang paling banyak diimpor adalah bahan baku penolong sebesar 81,52 persen. Diikuti kelompok barang konsumsi sebesar 9,95 persen dan kelompok barang modal sebesar 8,53 persen.

Sama seperti ekspor, Tiongkok juga menjadi negara terbanyak yang mengimpor ke Sumatra Utara. Nilainya mencapai US$1,07 miliar atau 28,27 persen. Negara kedua yang paling banyak mengimpor ke Sumatra Utara adalah Malaysia senilai US$381,23 juta atau 10,1 persen. Lalu Singapura senilai US$372,43 juta atau 9,88 persen.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Sumatra Utara Aspan Sopian Batubara mengatakan, pihaknya masih akan membahas soal penurunan nilai ekspor tersebut.

"Itu nanti kita bahas," kata Aspan kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini