Bisnis.com, JAKARTA - Laporan Twitter Trends mengungkap bahwa pengguna Twitter di Indonesia terbilang semakin tertarik dengan pembicaraan berkaitan keuangan dan bisnis.
Dwi Adriansah, Country Industry Head Twitter Indonesia mengungkap bahwa hal ini tercermin dari Data Internal Twitter pada kuartal I/2021, di mana 'cuitan' terkait keuangan dan bisnis meningkat hingga 133 persen dari tahun ke tahun.
"Twitter menjadi tempat mendiskusikan banyak hal, dari apa yang sedang terjadi hingga membicarakan kesukaan atau passion. Salah satunya keuangan dan bisnis, karena bisa mendapatkan referensi tentang topik-topik seputar keuangan dari para ahli serta berdiskusi dengan komunitas yang memiliki ketertarikan terhadap topik ini," ungkapnya, Rabu (3/11/2021).
Analisa Twitter Trends selama tiga tahun terakhir, yaitu Juli 2018 sampai Juni 2021 pun menunjukkan pembicaraan terkait keuangan meningkat sebesar 38 persen, utamanya menyangkut pembahasan tentang menabung, produk investasi, kripto, hingga insight tentang dompet digital.
Data Twitter juga menunjukkan netizen Twitter Indonesia lebih sadar akan masa depan dan pengelolaan keuangan mereka, karena sebanyak 50,4 persen pengguna Twitter tertarik dengan investasi dan 72,6 persen sudah memiliki tabungan atau uang tunai atau dana pensiun sebagai investasi mereka.
Selain itu, pengguna Twitter memiliki persentase lebih besar dalam menggunakan platform keuangan digital, seperti perbankan online (39 persen) dan pembayaran virtual (27 persen) selama pandemi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan Twitter.
Dwi menjelaskan bahwa audiens keuangan di Twitter memiliki minat yang beragam. Terbanyak berkaitan teknologi (82,6 persen), makanan dan minuman (80,3 persen), musik (80 persen), film (77,1 persen), gawai (75,8 persen), dan berita terkini (67,3 persen).
Oleh sebab itu, brand dapat menganalisa percakapan yang ada di Twitter untuk memperoleh insight menarik tentang apa yang orang pikirkan dan apa yang mereka anggap penting.
"Ini kesempatan bagi brand, karena insight dari percakapan di Twitter dapat membantu brand menjadi lebih relevan bagi audiens mereka di Twitter. Karena 47 persen pengguna Twitter pun menemukan produk-produk baru berdasarkan percakapan yang terjadi di Twitter," tambahnya.
Menurut Dwi, hal ini terutama untuk brand yang menyasar segmen premium, karena netizen Twitter terbilang affluent soal keuangan dan bisnis, sehingga memanfaatkan tren relevansi dengan percakapan para pengguna Twitter bisa membuat brand meraih posisi top-of-mind.
"Oleh sebab itu, brand dapat memanfaatkan percakapan tentang keuangan dan bisnis di Twitter lewat menjadikan Twitter tempat terbaik untuk menemukan brand atau produk-produk baru melalui rekomendasi dan penilaian orang lain," ujarnya.
Terutama, dalam membuat percakapan real-time berkaitan topik keuangan di Twitter, sehingga audiens bisa mengikuti tren industri keuangan terkini. Sebagai gantinya, brand dapat memanfaatkan fenomena ini untuk memperoleh insight ketika berniat meluncurkan produk atau kampanye baru yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan audiens.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel