Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penguatan kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan Dubai (Dubai Financial Services Authority/DFSA) untuk mengembangkan industri keuangan syariah agar semakin kompetitif.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, berdiskusi dengan Chief Executive Officer of DFSA, F. Christopher Calabia, dalam kunjungan kerja ke Dubai.
Dalam pertemuan itu, Wimboh menawarkan penguatan kebijakan dan potensi kerja sama DFSA dan OJK di bidang keuangan syariah, industri halal, sustainable finance, fintech, cybersecurity, dan pengawasan berbasis teknologi.
Pertemuan ini merupakan implementasi dan penegasan kembali atas MoU yang telah ada enam tahun lalu melalui capacity building dan sharing pengalaman dalam mengatasi permasalahan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
“Khusus keuangan syariah, selama pandemi Covid-19, sektor ini menunjukkan ketahanan yang besar dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan menguasai 10,11 persen dari total aset keuangan di Indonesia," jelas Wimboh dalam keterangan resmi yang diterima pada Kamis (4/11/2021).
Per September, total aset institusi keuangan syariah tumbuh sebesar 17,32 persen yoy dengan nilai nominal Rp1.901,1 triliun, yang terdiri dari aset perbankan syariah seilai Rp624,4 triliun, pasar modal syariah (sukuk dan reksa dana) senilai Rp1.159,8 triliun, dan lembaga keuangan nonbank syariah senilai Rp116,9 triliun.
Periode yang sama, pembiayaan bank umum syariah mencatat pertumbuhan sebesar 6,80 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit nasional sebesar 2,21 persen yoy.
Ketahanan perbankan syariah juga berhasil dipertahankan selama masa pandemi, yang ditunjukkan oleh permodalan yang kuat dengan CAR 23,17 persen dan risiko pembiayaan yang stabil dengan NPF gross 3,23 persen.
Pada tataran global, perdagangan industri halal Indonesia telah mendapatkan momentum, dengan transaksi sebesar US$3 Miliar pada 2020.
DFSA menyambut baik dan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan OJK untuk mendukung penguatan ekonomi syariah global melalui peningkatan pengawasan industri keuangan syariah.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya berkontribusi pada pengembangan industri keuangan syariah saja, tetapi juga dapat mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara khususnya di Uni Emirat Arab yang merupakan salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global.
Kerja sama OJK dengan DFSA yang diperluas dalam rangka memperkuat pengawasan dan pengembangan industri syariah Indonesia ini dimulai dengan pembukaan kantor representatif PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) di Dubai yang akan membuka peluang bagi investor di Dubai untuk berinvestasi di Indonesia.
Wimboh juga menyaksikan penyerahan letter of incorporation yang diberikan oleh Chief Executive Officer of Dubai International Financial Center (DIFC), Arif Amiri, kepada BSI yang menandakan bahwa dengan akta pendirian tersebut BSI resmi menjadi bagian dari DIFC dan bersiap untuk memajukan industri perbankan syariah global.
Hadir juga dalam penyerahan letter of corporation tersebut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Governor of DIFC HE Essa Kasim, Chief Business Development Officer of DIFC Salman Jaffery, Chief Executive Officer DFSA F. Christopher Calabia, dan beberapa jajaran pimpinan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Wimboh berharap BSI dapat mengoptimalkan sumber dayanya di kantor yang baru didirikan di Dubai ini untuk memperluas pasar, mendukung transaksi perdagangan dan investasi serta meningkatkan produk dan layanan syariah guna memperoleh tingkat daya saing global yang lebih tinggi dan mempercepat perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
OJK akan terus mendukung dan melakukan komunikasi serta pertukaran informasi dengan DFSA dan DIFC untuk memastikan pengawasan yang baik dan efektif terhadap operasional BSI di Dubai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel