Google Patuhi Hukum di Korsel, Buka Opsi untuk Sistem Pembayaran

Bisnis.com,04 Nov 2021, 13:06 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Google Doodle menampilkan ilustrasi penulis Sariamin Ismail./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Alphabet Inc., induk dari Google bakal mematuhi hukum yang berlaku di Korea Selatan dengan menambah opsi bagi pengembang dalam menawarkan sistem penagihan dalam aplikasi Android.

"Dalam beberapa pekan dan bulan ke depan, kami akan memberikan detail implementasinya kepada pengembang, termasuk instruksi untuk memasukkan keamanan dan verifikasi layanan pelanggan," kata Google dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (4/11/2021),

Google juga akan memberikan seperangkat pedoman pengalaman pengguna sehingga pengguna dapat membuat pilihan yang tepat.

Majelis Nasional Korea Selatan telah mengetok UU yang mengamanatkan bahwa operator toko aplikasi seluler harus membuka platform kepada sistem pembayaran eksternal sehingga pengguna juga memiliki lebih banyak pilihan dalam cara membayar.

Saat ini, baik Google dan Apple mengenakan biaya hingga 30 persen dalam setiap kali transaksi pembayaran. Kedua perusahaan mengklaim hal itu demi menyediakan keamanan bagi pengguna dan distribusi luas untuk pengembang.

Korea Selatan menjadi negara pertama yang memaksa Apple dan Google untuk membuka toko aplikasi mereka ke sistem pembayaran lain.

Pada tahun lalu, Fortnite Epic Games Inc., melayangkan gugatan kepada Apple Inc., lantaran biaya sebesar 30 persen melalui App Store. Pengembang gim Fortnite ini meminta Apple agar menyediakan pilihan pembayaran lain atau memangkas biaya.

Hasilnya, Epic diminta untuk membayar US$3,6 juta kepada Apple atas tindakannya melangkahi Apple dalam sistem pembayaran. Hakim Yvonne Gonzalez Rogers mengatakan Apple berhak mengenakan biaya untuk melisensikan kekayaan intelektualnya kepada pengembang. Kendati demikian, Apple juga diminta untuk melonggarkan cengkeramannya kepada pengembang.

Gugatan yang sama juga dilayangkan kepada Google. Namun, Google balas menggugat Epic pada Oktober. Google mengklaim Epic dengan sengaja melanggar kontrak pengembangnya dengan memperbarui Fortnite pada 2020 untuk menghindari transaksi melalui Google Play dan secara tidak adil memperkaya dirinya sendiri dengan biaya Google.

Selain itu, Epic berpotensi mengorbankan keamanan pengguna, kata Google.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini