Blue Chip Masih Melemah, Investor Bisa Pilih Saham Lapis Kedua

Bisnis.com,05 Nov 2021, 19:51 WIB
Penulis: Yuliana Hema
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan trader untuk mencermati kelompok saham lapis kedua dan ketiga yang dinilai dapat melewati batas resistensi dibandingkan saham LQ45.

IHSG ditutup turun 0,07 persen atau 4,65 poin ke 6.581,78 pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (5/11/2021). Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.550,17–6.608,42.

Analis Teknikal Henan Putihrai Sekuritas, Liza Camelia menilai rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III/2021 menjadi salah satu penahan pergerakan IHSG untuk menembus level 6.600.

Liza menilai indeks LQ45 masih belum berhasil bangkit sehingga trader disarankan untuk melirik saham di lapis kedua yang dilihat mampu melewati level resistance.

"LQ45 belum berhasil bangkit sehingga untuk trading pilihannya main ke second atau third liner dulu, yang kelihatan lebih tenaga untuk break resistance," katanya seperti dikutip melalui YouTube IDX Channel, Jumat (5/11/2021).

Dia berpendapat pergerakan saham blue chip dari sektor perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk. (BMRI) perlu dicermati apakah berhasil rebound. Menurutnya, pergerakan kedua saham tersebut memengaruhi pergerakan IHSG untuk pekan depan.

Terkait dengan pengumuman jadwal Federal Reverse, lanjut Liza, belum memengaruhi pergerakan aksi beli dari investor asing. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, asing mencatatkan aski beli bersih atau net buy sebesar Rp1,09 miliar.

Lebih lanjut, Henan Putihrai Sekuritas memprediksikan IHSG dapat bergerak menuju level 6.750-6.850 sampai akhir 2021, dengan support di level 6.500 sampai 6.450.

"Saya harap konsolidasinya mild atau trennya akan sideways, kalau pun turun lagi berada di level 6.500 sampai 6.450 itu menjadi bantalannya," imbuhnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini