Nada Dovish Bank Sentral Bikin Harga Emas Lampaui US$1.800

Bisnis.com,06 Nov 2021, 07:36 WIB
Penulis: Newswire
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Jumat (5/11/2021) waktu New York menjadi bertengger kembali di atas level psikologis US$1.800.

Penguatan emas dipicu nada dovish bank-bank sentral utama tentang suku bunga minggu ini yang mengangkat permintaan untuk logam safe-haven, juga didukung melemahnya imbal hasil obligasi AS.

Mengutip Antara, Sabtu (6/11/2021), kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$23,3 atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada US$1.816,80 per ounce. Minggu ini, pengumuman bank-bank sentral membantu harga emas berbalik dari kerugian awal menjadi mencatat kenaikan mingguan terbaik sejak akhir Agustus sekitar 1,8 persen.

Sehari sebelumnya, Kamis (4/11/2021) harga emas berjangka melonjak US$29,6 atau 1,68 persen menjadi US$1.793,50, setelah anjlok US$25,5 atau 1,43 persen menjadi US$1.763,90 pada Rabu (3/11/2021), dan merosot US$6,4 atau 0,36 persen menjadi US$1.789,40 pada Selasa (2/11/2021).

"Reaksi terbatas terhadap data menunjukkan terlepas dari laporan pasar tenaga kerja yang kuat, itu tidak akan mengubah apa yang ditunjukkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell minggu ini," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

Federal Reserve pada Rabu (3/11/2021) berpegang teguh pada pandangannya bahwa inflasi akan terbukti sementara dan kemungkinan tidak akan memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat. Setelah itu, bank sentral Inggris (BoE) mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga tak berubah.

Suku bunga mendekati nol untuk memacu pertumbuhan ekonomi selama pandemi Covid-19 telah mendorong harga emas ke level tertinggi baru selama dua tahun terakhir, karena kebijakan moneter yang longgar memangkas peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

"Emas yang bullish tampaknya menarik kekuatan dari sikap Fed yang tidak tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga," kata Analis FXTM Lukman Otunuga. Dia menambahkan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah yang lemah juga menopang kenaikan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS merosot ke level terendah dalam waktu sekitar satu bulan, menyusul laporan data penggajian (payrolls) nonpertanian yang lebih baik dari perkiraan pada Oktober.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (5/11/2021) bahwa ekonomi AS menambahkan 531.000 pekerjaan pada Oktober, rebound tajam dari bulan sebelumnya dan juga lebih tinggi dari kenaikan 450.000 pekerjaan yang diperkirakan.

Permintaan emas fisik di India, konsumen terbesar kedua di dunia, melonjak minggu ini karena pembeli mengambil keuntungan dari sedikit penurunan harga dan membeli logam mulia selama musim festival.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 24,6 sen atau 1,03 persen, menjadi ditutup pada US$24,157 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 6,5 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada US$1.035,8 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini