Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) memperoleh peringkat idAAA dan prospek stabil dari PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo. Peringkat itu mencerminkan kemampuan perseroan yang superior dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.
Analis Pefindo Handhayu Kusumowinahyu dan Kreshna Dwinanta Armand dan Hanif Pradipta menjelaskan bahwa idAAA merupakan peringkat tertinggi dari pihaknya. Keduanya pun menilai bahwa kondisi finansial BSI baik sehingga mampu memenuhi berbagai kewajiban.
"Peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan dukungan yang sangat kuat dari pemegang saham mayoritasnya, posisi yang sangat kuat di segmen perbankan syariah, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat. Akan tetapi, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset yang moderat," tulis Handhayu dan Kreshna dalam keterangan resmi yang dikutip pada Selasa (9/11/2021).
Pefindo menilai bahwa peringkat BSI dapat diturunkan jika dinilai terdapat penurunan dukungan induk yang material, yang dapat diindikasikan dari penurunan kepemilikan saham yang signifikan. Selain itu, peringkat perusahaan berkode emiten BRIS itu dapat turun jika kontribusinya ke induk berkurang.
Selain itu, Pefindo pun menyematkan peringkat idAA(sy) untuk Sukuk Subordinasi Mudharabah BSM Tahun 2016. Sukuk tersebut diterbitkan oleh PT Bank Syariah Mandiri sebelum terjadi penggabungan menjadi BSI, dan sukuk itu masih beredar.
"Sukuk Subordinasi yang masih beredar berada dua tingkat lebih rendah dari peringkat perusahaan, yang mencerminkan potensi terjadinya write-down atas efek tersebut jika Bank berada pada kondisi non-viable, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 11/POJK.03/2016," tertulis dalam keterangan resmi.
BSI dibentuk pada Februari 2021 berdasarkan penggabungan usaha PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Per 30 Juni 2021, pemegang saham BRIS adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebanyak 50,83 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sebanyak 24,85 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebanyak 17,25 persen.
Lalu, pemegang saham lainnya adalah DPLK BRI Saham Syariah sebanyak 1,6 persen, PT BNI Life Insurance 0,01 persen, PT Mandiri Sekuritas 0,00 persen, dan publik sebanyak 5,46 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel