Aprindo Sarankan Pebisnis Ritel Besar Kurangi Ukuran Toko

Bisnis.com,10 Nov 2021, 07:45 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
suasana di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 diakui menekan kinerja ritel format besar seperti hypermarket dan department store. Pelaku usaha bakal melakukan penyesuaian ukuran toko untuk menghadapi bisnis ke depan.

“Dari segi luasan, masyarakat di perkotaan mungkin tidak nyaman dengan format besar. Pada akhirnya memang format besar harus menyesuaikan ke depan sesuai dengan kemampuan bisnis masing-masing ritel,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Fernando Repi, Selasa (9/11/2021).

Fernando mengatakan penyesuaian ukuran berpotensi berimbas pada jenis ritel yang dijalankan pengusaha. Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 29/2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan, luas toko format hypermarket adalah di atas 5.000 m2. Sementara toko dengan ukuran antara 400 m2 sampai 5.000 m2 masuk dalam kategori supermarket.

“Benar jadi berubah format dan ini masuk efisiensi belanja modal juga. Peritel nantinya juga akan lebih selektif memilih lokasi. Jika tidak menguntungkan akan downsizing,” tambahnya.

Dia mengatakan penyesuaian ukuran toko ritel modern bukanlah hal yang tabu karena menjadi bagian dari upaya mempertahankan bisnis. Selain itu, Fernando mengatakan peritel format besar juga melakukan sejumlah inovasi untuk menyesuaikan tren konsumen, misalnya dengan digitalisasi layanan dan memperkuat omnichannel.

Terlepas dari tekanan yang dihadapi, Fernando mengatakan kinerja ritel format besar mulai memperlihatkan perbaikan. Hal ini didukung oleh penerapan PPKM level 1 di berbagai daerah yang memungkinkan tingkat kunjungan terkerek.

“Kami perkirakan di kuartal IV/2021 masih negatif, tetapi tidak sedalam kuartal III/2021 ketika terjadi PPKM darurat. Secara bulanan kinerjanya membaik,” kata dia.

Ritel format besar seperti hypermarket dan department store menjadi salah satu yang paling tertekan. Laporan Nielsen Retail Audit menunjukkan ritel hypermarket dan supermarket tumbuh negatif 10,1 persen, lebih dalam daripada penurunan 2019 sebesar 5,8 persen. Sementara pada kuartal I/2021, penurunan kinerja format ini mencapai 14,5 persen year-on year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini