Bisnis.com, JAKARTA - PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) telah menyatakan ada investor strategis yang telah mengambil komitmen dalam aksi rights issue senilai Rp4,80 triliun sebelum Desember 2021.
Dikutip dari keterbukaan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (9/11/2021), manajemen Allo Bank menyatakan sesuai dengan laporan yang diterima dari PT Mega Corpora, investor strategis saat ini sedang dalam tahap due diligence.
Selanjutnya, investor strategis akan memberikan komitmennya sebelum jadwal pendaftaran menjadi efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Dalam jangka waktu tersebut, PT Mega Corpora akan melaporkan kepada perseroan dan perseroan akan menyampaikan daftar investor strategis yang telah memberikan komitmen untuk mengambil HMETD milik PT Mega Corpora, beserta jumlah HMETD yang dialihkan oleh PT Mega Corpora kepada masing-masing investor strategis,” terang manajemen Allo Bank.
Dalam aksi rights issue kali ini, BBHI siap menerbitkan 10,05 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp100 per saham. Harga pelaksanaan HMETD ini ditetapkan senilai Rp478 per saham.
PT Mega Corpora selaku pemegang saham terbesar BBHI dengan kepemilikan saham mencapai 90 persen, hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD sebanyak Rp2,712 miliar atau sekitar 30 persen dari seluruh HMETD yang menjadi hak PT Mega Corpora.
Ditargetkan, rencana rights issue tersebut mendapat pernyataan efektif dari OJK pada 6 Desember 2021. Periode pelaksanaan HMETD diperkirakan 20-24 Desember 2021.
Seluruh dana yang diperoleh dari PUT III dengan HMETD setelah dikurangi biaya emisi bakal digunakan untuk memperkuat struktur permodalan BBHI dalam rangka meningkatkan modal inti hingga masuk ke kelompok KBMI 2.
"Selanjutnya, dana akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan, termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang perkreditan dengan inovasi teknologi atau bank digital," jelas perseroan.
Kabar WeBank
Sementara itu, menilik ke belakang, yaitu pada sekitar April 2021, beredar kabar bahwa CT Corp mempertimbangkan mitra strategis yang akan dijadikan partner dalam mengembangkan skala bisnis Allo Bank.
Investor tersebut dikabarkan berasal dari Negara Tirai Bambu China. Dikabarkan pula perusahaan yang akan menjadi mitra CT Corp berupa perusahaan berbasis teknologi pemilik bank digital tersukses di negara tersebut.
Saat itu, Bisnis telah mencoba mengonfirmasi ke eksekutif di lingkungan CT Corp. Sang eksekutif pun membenarkan kabar tersebut.
Menurutnya, CT Corp membutuhkan mitra yang berpengalaman di bank digital. Hal ini untuk memudahkan BBHI melakukan akselerasi bisnis dan menggarap ekosistem bisnis di bawah bendera konglomerasi Chairul Tanjung.
“Mitra yang berpengalaman tentu dibutuhkan untuk menjadi partner BBHI. Jadi, tidak sekadar mencoba-coba bisnis di bank digital. Mitra agar bisa menstransfer ilmunya di bidang bank digital. Saat ini masih dalam pembahasan,” ujarnya kepada Bisnis medio April 2021.
Dia pun tak menampik bahwa investor yang dibidik berasal dari China. Saat disebutkan nama WeBank, sumber tersebut tak membantahnya. “Nanti saja masih proses,” terangnya.
Namun, dia memberikan catatan bahwa CT Corp masih tetap akan memegang kendali meskipun nanti ada mitra strategis di Bank Harda. “Yang jelas CT Corp masih akan tetap menjadi pengendali,” tegasnya.
Sementara, beredar juga kabar terbaru yang menyebutkan bahwa investor strategis dari BBHI adalah perusahaan teknologi dengan produk perpesanan instan WeChat. WeBank dan WeChat diketahui merupakan perusahaan di bawah Tencent.
Tencent merupakan perusahaan internet dan teknologi besar dengan kantor pusat di Shenzhen, China. Dilansir dari situs resmi, Tencent memiliki beragam produk, di antaranya WeChat yang berada di sektor komunikasi dan sosial. Tencent juga memiliki layanan di teknologi finansial atau fintech berupa WeChat Pay, QQ Wallet, dan lainnya.
Adapun, saat ini pemegang saham Allo Bank terdiri dari masyarakat umum sebesar 10 persen dan PT Mega Corpora sebesar 90 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel