Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa transaksi keuangan digital di Indonesia meningkat sangat pesat di tengah pandemi Covid-19.
Lonjakan transaksi tersebut terjadi pada transaksi baik yang dilayani perbankan digital, perusahaan jasa sistem pembayaran, termasuk uang elektronik, juga pada e-commerce.
Perry mengatakan, di tengah transaksi digital yang meningkat signifikan, masih terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai.
Beberapa risiko tersebut di antaranya shadow banking, perlindungan data pribadi, serangan cyber, dan yang saat ini meresahkan masyarakat adalah kasus pinjaman online.
“Tentu saja risiko ini harus dimitigasi agar kita bisa meningkatkan manfaat dari digitalisasi, tapi mencegah risiko-risiko yang kemudian terjadi,” katanya dalam acara Grand Launching Cekfintech.id, Kamis (11/11/2021).
Perry mengatakan, BI dalam mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran menyadari dua hal, baik dari sisi mandat maupun risiko-risiko tersebut.
“Bagaimana digitalisasi sistem pembayaran dapat menavigasi integrasi ekonomi keuangan digital, antara mendorong inovasi dan memitigasi risiko,” katanya.
Oleh karena itu, BI sebagai otoritas terus berupaya mendorong pembangunan industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif, juga membangun infrastruktur yang terintegrasi, interkoneksi, aman, dan andal.
Di samping itu, BI pun praktik pasar industri sistem pembayaran yang sehat, efisien, bertata kelola, dan mampu mengelola risiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel