Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk. mulai menggenjot pemasaran produk asuransi berbasis digital. Perseroan pun menargetkan dapat menjual 1-1,5 juta polis asuransi digital sampai dengan akhir tahun depan.
Emiten berkode saham ASMI tersebut menyatakan bahwa tahun ini merupakan tahun bagi perseroan untuk go digital dan bertekad untuk lebih intens masuk ke dalam bisnis digital.
"Sampai akhir 2022, minimal kami targetkan dalam jumlah polis sekitar 1-1,5 juta polis yang mana ini hanya untuk bisnis yang berbasis digital. Kalau diselaraskan dengan premi, kisarannya sekitar Rp80-Rp100 miliar," ujar Direktur Utama ASMI Jemmy Atmadja dalam Public Expose ASMI, Kamis (11/11/2021).
Guna mendorong pemasaran produk asuransi digital tersebut, perseroan melakukan perbaikan infrastruktur teknologi perseroan, seperti upgrade sistem inti perusahaan dan membangun sistem host-to-host dengan mitra bisnis. Ke depan, perseroan juga berencana membangun ekosistem platform digital untuk menunjang bisnis insurtech perseroan.
Selain itu, dari sisi eksternal, perseroan akan membangun kemitraan dengan fintech peer-to-peer (P2P) lending dan memperkuat kerja sama dengan broker asuransi digital atau insurtech broker.
"Kami akan segera melakukan kerja sama yang lebih dalam dan melakukan seremonial signing dengan salah satu broker digital atau insurtech broker. Nanti kami sampaikan dalam waktu dekat," kata Jemmy.
Tekad ASMI untuk menuju digital salah satunya didorong oleh adanya pertumbuhan yang cukup pesat dari kanal distribusi digital di industri asuransi umum.
Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan ASMI Norvin Osel menyampaikan bahwa berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, kontribusi pemasaran asuransi lewat kanal digital meningkat dari hanya 0,08 persen pada 2020 menjadi 0,59 persen pada kuartal II/2021. Secara premi bruto, naik dari Rp50 miliar pada 2020 menjadi Rp222 miliar pada kuartal II/2021.
"Dalam waktu 6 bulan pertumbuhan 400 persen dan ini akan terus tumbuh karena industri ini memiliki nilai Rp65 triliun, sedangkan pemasaran digital hanya Rp222 miliar. Jadi ruang untuk kami berkembang sangat luas," kata Norvin.
Selain itu, kata Norvin, pemerintah juga sangat mendukung eknomi digital dengan menerbitkan peraturan yang semakin memudahkan para pelaku pasar melaksanakan proses bisnis secara digital. Di sisi lain, populasi penduduk Indonesia yang besar dan penduduk kelas menengah yang terus tumbuh, sedangkan penetrasi asuransi rendah, turut membuka peluang pemasaran asuransi secara digital.
Sementara itu, sampai dengan Oktober 2021, ASMI berhasil membukukan premi bruto senilai Rp709 miliar atau naik 140 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp296 miliar.
Sedangkan klaim bruto perseroan sampai dengan Oktober 2021 tercatat turun 25 persen, yakni dari Rp266 miliar sepanjang Januari-Oktober 2020 menjadi Rp199 miliar sepanjang Januari-Oktober 2021.
Kinerja tersebut membuat perseroan mampu mengantongi laba bersih senilai Rp47 miliar sampai dengan Oktober 2021 atau naik 160 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel