Soal Pemulihan Ekonomi, BI: Sektor Keuangan Punya Daya Tahan Cukup Tinggi

Bisnis.com,11 Nov 2021, 05:52 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti bersama Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X melakukan prosesi Pengukuhan Forum Komunikasi dan Konsultasi Ekspor Impor DIY secara virtual, Kamis (16/9).

Bisnis.com, JAKARTA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan sektor kredit atau sektor pembiayaan merupakan sektor yang sangat dibutuhkan oleh perekonomian untuk mendukung pemulihan ekonomi setelah terdampak pandemi Covid-19.

Menurut Desty, pemulihan ekonomi yang kuat dan sustain memerlukan dukungan dari sektor keuangan yang solid, terutama dari sisi perbankan.

“Kita lihat, khususnya perbankan, di mana sektor keuangan kita memiliki daya tahan yang cukup tinggi dan hal ini terkait dengan kondisi rasio kecukupan modal atau CAR di industri perbankan kita yang solid di 24,38 persen,” kata Destry dalam webinar nasional Pefindo Biro Kredit, Rabu (10/11/2021).

Selain itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) juga terjaga di level 1,08 persen secara net dan 3,35 persen secara gross. Sementara, rasio likuiditas perbankan juga longgar dengan rasio mencapai 33,53 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga terus mengalami pertumbuhan sebesar 7,7 persen pada September 2021.

Menariknya, Destry mengungkapkan bahwa pada September 2021, pertumbuhan kredit tumbuh 2,21 persen yang tercermin dari pertumbuhan kredit yang merata dengan kredit konsumsi tumbuh 2,95 persen. Sama halnya dengan kredit modal kerja tumbuh di level 28,5 persen, dan kredit investasi sudah mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,37 persen.

“Kami memperkirakan akhir tahun 2021 kredit perbankan terus tumbuh dengan pertumbuhan 4 hingga 6 persen,” prediksinya.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami peningkatan yang mencapai level 6,632 atau meningkat sebesar 10,9 persen. Lalu, Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun juga terus mengalami penurunan dan saat ini berada di level 6,04 persen.

“Obligasi korporasi per 1 Oktober data dari OJK mencatat telah mencapai Rp65,2 triliun. Jadi, kalau kita lihat di sini bahwa appetite perbankan ataupun investor untuk mulai mendukung sektor kredit atau pembiayaan sudah bisa dirasakan,” jelasnya

Destry melanjutkan, loan appetite bank juga terus mengalami perbaikan dan tercermin dengan pencairan kredit baru di perbankan yang sudah sedikit lebih besar dari pelunasan kredit.

Kemudian, terlihat indeks lending requirement yang terus mengalami penurunan dan plafon kredit yang terus tumbuh dari bulan ke bulan.

“Jadi, ini menunjukkan bahwa perbankan untuk pembiayaan terus juga mengalami peningkatan,” ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini