Bos BCA: Krisis Cip Bikin Masyarakat Berburu Mobil Second

Bisnis.com,12 Nov 2021, 16:49 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat paparan kinerja kuartal I/2020 secara live, Rabu (27/5/2020). Dokumen BCA.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja menuturkan krisis semikonduktor atau cip mobil membuat masyarakat kini berburu mobil bekas.

Dia mengatakan saat ini permintaan kredit konsumsi, khususnya di segmen kendaraan bermotor mulai naik. Namun, kelangkaan cip membuat kinerja produksi mobil tersendat.

“Nah, itu nanti akan ada shortage, karena mobil baru susah, jadi mobil second jadi incaran,” ujar Jahja kepada Bisnis, Jumat (12/11/2021).

Kredit kendaraan bermotor (KKB) BCA pada kuartal III/2021 tercatat mengalami penurunan sebesar 7,6 persen, meski koreksinya membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Selain itu, penyaluran KKB sudah mendekati angka normal.

Jahja mengatakan bahwa secara rerata bulanan permintaan kredit kendaraan cukup baik, terlihat dalam beberapa bulan pada 2021 telah mencapai Rp2 triliun.

“Rata-rata Rp2,2 triliun hingga Rp2,4 triliun tiap bulan, cuma itu pembayaran sebesar Rp1,8 triliun. Jadi, net kecil karena pembayaran tinggi. Namun, situasi ini sudah normal seperti sebelum pandemi,” ungkap Jahja.

Di sisi lain, penyaluran kredit baru BCA pada kuartal III/2021 naik 13,8 persen secara tahunan (yoy), seiring dengan komitmen BCA dalam mendukung pemulihan ekonomi. Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) juga tumbuh 21,0 persen (yoy) hingga akhir September 2021.

Sejalan dengan kinerja kredit dan pertumbuhan CASA yang positif, BCA mencatatkan laba bersih Rp23,2 triliun pada Januari – September 2021, naik 15,8 persen yoy. Total kredit BCA tumbuh 4,1 persen yoy menjadi Rp605,9 triliun.

Penempatan pada obligasi korporasi juga tumbuh positif 16,1 persen yoy. Secara keseluruhan, portofolio total kredit dan obligasi korporasi meningkat 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp630,2 triliun.

Pertumbuhan kredit ditopang oleh membaiknya permintaan pada segmen korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR). Kredit keduanya masing-masing tumbuh 7,1 persen dan 6,5 persen yoy, atau mencapai Rp269,9 triliun serta Rp95,1 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini