Tekan Emisi Karbon, Pertamina Fokus Garap EBT

Bisnis.com,15 Nov 2021, 20:21 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan akan lebih mengembangkan energi baru dan terbarukan dalan strategi jangka panjangnya untuk mencapai target emisi bebas karbon pada 2050. Pengembangan tersebut mulai dari pengembangan bahan bakar hijau hingga baterai kendaraan listrik.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dalam strategi jangka panjang perseroan, upaya dekarbonisasi dilakukan dengan mengolah co2 melalui penggunaan teknologi carbon capture storage (CCS) atau diolah langsung untuk diproses menjadi ethanol dan methanol.

Nicke menambahkan, ke depannya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) konvensional ke depannya akan terus dikurangi dengan pengembangan bahan bakar berbasis nabati sepertio biodiesel dan bioavtur.  

"Penggunaan BBM ini kita terus kurangi tentu dengan program bioenergi," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, Senin (15/11/2021).

Sementara itu, pengembangan EBT lainnya adalah dengan menggarap ekosistem baterai listrik bersama dengan holding baterai dan juga akan masuk pada industri mobil listrik.

Tidak hanya itu, pengembangan secara agresif akan dilakukan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang ditargetkan mengalami peningkatan kapasitas terpasang secara signifikan dalam satu dekade ke depan.

"Geothermal di Pertamina ini pun akan terus kita lakukan dan akan kita tingkatkan double capacity dalam lima tahun ke depan," ungkapnya.

Sebelumnya, Pertamina dan entitas anaknya yakni Pertamina Geothermal Energy berencana untuk menerbitkan green bond untuk mengatur ulang pinjaman lama yang masih konvensional dan juga akan digunakan untuk proyek peningkatan kapasitas PLTP.

Chief Financial Officer (CFO) Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah PGE berencana menerbitkan wind green bond pada semester pertama I/2022, sedangkan rencana green bonds Pertamina rencana juga akan direalisasikan pada tahun depan.

Green bond akan digunakan untuk refinancing pinjaman konvensional kami yang ada dan juga untuk membiayai rencana belanja modal kami dalam mengembangkan proyek panas bumi baru di Indonesia,” katanya.

Nelwin mengatakan dengan upaya itu diharapkan dapat menambah kapasitas terpasang hingga 375 megawatt (MW) dalam empat tahun ke depan. Dia optimistis dengan tambahan kapasitas tersebut akan berkontribusi signifikan terhadap rencana Pertamina untuk melakukan dekarbonisasi dan mengurangi emisi hingga 30 persen pada 2030.

“Kami menargetkan total kapasitas terpasang menjadi 1.500 MW pada 2030,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini