Transaksi Digital Terdongkrak, Bank Sampoerna Raih Laba Rp42 Miliar pada Kuartal III

Bisnis.com,15 Nov 2021, 16:24 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Pengunjung melintas didekat logo Bank Sampoerna di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Sahabat Sampoerna membukukan laba bersih Rp42 miliar hingga kuartal III/2021, tumbuh sebesar 9,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kinerja ini dicapai dengan dukungan pendapatan operasional non-bunga yang meningkat signifikan hingga mencapai Rp30 miliar pada sembilan bulan pertama 2021. Capaian itu melesat 94 persen yoy karena didorong oleh peningkatan jumlah transaksi digital.

Direktur Utama Bank Sahabat Sampoerna, Ali Rukmijah menjelaskan bahwa kinerja yang diraih Bank Sampoerna tidak terlepas dari hasil transformasi secara digital, yang dimulai sejak beberapa tahun lalu dan masih terus berlangsung.

“Bank Sampoerna berkomitmen untuk terus bertransformasi secara digital dan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka, termasuk UMKM yang akan memperoleh manfaat besar lewat layanan digital,” ungkap Ali dalam keterangan tertulis, Senin (15/11/2021).

Pertumbuhan transaksi digital Bank Sampoerna juga menunjukkan tren positif dengan jumlah transaksi mencapai sebesar 23,8 juta hingga September 2021. Meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan dengan jumlah transaksi pada sembilan bulan pertama tahun lalu.

Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis Bank Sahabat Sampoerna, Henky Suryaputra menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan transformasi digital, mulai dari internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, hingga virtual account.

“Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional [GPN],” ujarnya.

Sementara itu, total kredit Bank Sampoerna stabil di angka Rp8,0 triliun pada akhir September 2021 dan diharapkan mencapai Rp8,4 triliun pada akhir 2021.

Henky menyampaikan bahwa kualitas kredit merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh Bank Sampoerna. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dijaga pada level 2,9 persen.

Beban penyisihan penurunan nilai kredit yang dilakukan kuartal III/2021 mencapai Rp171 miliar, atau meningkat 22 persen yoy. Ini membuat rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap total aset produktif naik 76 basis poin menjadi 3,74 persen pada akhir September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini