Bisnis.com, JAKARTA – Optimalisasi aturan gearing ratio sehingga membuat utang menggunung menjadi strategi lumrah bagi BUMN Karya. Akan tetapi dalam jangka panjang, strategi ini membuat perusahaan perlu berjibaku menambah ekuitas jika proyek lebih lambat rampung dibandingkan rencana kerja.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), salah satunya. Saat ekuitas semakin menyempit, perusahaan berada dalam kondisi minim aset yang telah tuntas pembangunannya dan bisa dengan mudah didivestasi.
“Tahun lalu, saat merancang strategi [2021] kami berharap semester 2 [ADHI] bisa memasuki kondisi normal dan proyek bisa diselesaikan. Tetapi pada Juli-Agustus terjadi gelombang kedua pandemi, sehingga pemerintah melakukan refocusing dan banyak proyek tertunda,” ujar Direktur Utama ADHI Entis Asnawi Mukhson dalam paparannya, Rabu (17/11/2021).