Intip Program Benefit Bank Mandiri (BMRI) Terkait Transaksi LCS

Bisnis.com,17 Nov 2021, 19:01 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawati menghitung uang pecahan uang Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri Tbk di Jakarta, Rabu (12/6/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menggulirkan program benefit bagi para nasabah yang ingin melakukan transaksi local currency settlement atau LCS.

Senior Vice President Transaction Banking Wholesale Bank Mandiri, Tri Nugroho mengatakan sebagai salah satu bank appointed cross currency dealer (ACCD), perseroan siap melayani transaksi LCS melalui kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Tentunya dengan kurs yang kompetitif serta pilihan berbagai macam produk foreign exchange [forex] yang lengkap,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Bank Mandiri dan Bisnis Indonesia, Rabu (17/11/2021).

Sejumlah program benefit turut disiapkan oleh Bank Mandiri. Bagi nasabah yang ingin melakukan transaksi LCS dapat menikmati diskon sebesar 5 persen hingga gratis.

Dia menuturkan sejumlah diskon yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah, khususnya untuk transaksi ekspor di antaranya gratis biaya advisingoutward documentary collection dengan diskon tarif 50 persen dan negosiasi jasa ekspor mendapatkan potongan 0 persen.

Menurutnya, transaksi LCS memberikan banyak manfaat bagi para pelaku usaha. Mulai dari stabilitas nilai tukar, peningkatan penggunaan mata uang lokal, serta mampu mengurangi ketergantungan permintaan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Oleh karena itu, Bank Mandiri menyambut positif kerangka kerja sama antara Bank Indonesia (BI) dengan bank sentral China. Pasalnya, langkah tersebut akan mempermudah pelaku usaha di Indonesia untuk bertransaksi menggunakan mata uang lokal.

Pada awal September 2021, BI dan bank sentral China People's Bank of China (PBC) resmi memulai implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral LCS.

Kerangka kerja sama tersebut disusun berdasarkan Nota Kesepahaman yang telah disepakati dan ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur PBC Yi Gang

Kerangka kerja sama dimaksud meliputi, antara lain, penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung (direct quotation) dan relaksasi regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing antara mata uang rupiah dan yuan.

Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun menambahkan kerja sama itu diharapkan mampu meningkatkan pembayaran transaksi dagang antara Indonesia dan China melalui penggunaan mata uang lokal kedua negara.

“Implementasi LCS secara tidak langsung akan memperkuat hubungan ekonomi dan politik dengan Tiongkok. Melalui LCS ini diharapkan semakin banyak transaksi perdagangan dan investasi yang bisa dilakukan kedua negara, termasuk transaksi ekonomi secara digital,” ujarnya.

Dia mengatakan transaksi dagang antara Indonesia dan China masih didominasi oleh penggunaan mata uang dolar AS. Padahal, AS merupakan negara tujuan ekspor ketiga, sedangkan porsi ekspor impor China lebih dari US$55 miliar atau 35 persen dari total perdagangan Indonesia.

Di sisi lain, hubungan dagang Indonesia dengan China tengah terjalin erat lewat kesepakatan pengembangan empat koridor ekonomi di Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali. Pengembangan itu mencakup ekonomi bisnis hingga high tech economy hub.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini