BI Akui Kebijakan Tapering the Fed Tekan Nilai Tukar Negara Berkembang

Bisnis.com,18 Nov 2021, 14:27 WIB
Penulis: Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global belum sepenuhnya mereda.

Hal ini didorong oleh kekhawatiran normalisasi moneter global yang lebih cepat dari perkiraan, sejalan dengan kenaikan inflasi yang terus berlangsung.

Akibatnya, aliran modal asing menjadi terbatas dan turut memberikan dampak pada nilai tukar negara-negara berkembang.

“Perkembangan tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/11/2021).

Sementara itu, Perry memperkirakan pemulihan ekonomi dunia terus berlanjut sesuai dengan perkiraan, meski terjadi gangguan pada rantai pasok global dan krisis energi di sejumlah negara.

Pemulihan pun diperkirakan terus berlanjut pada kuartal IV/2021, tercermin dari beberapa indikator dini yang membaik, seperti PMI manufaktur, penjualan ritel, dan keyakinan konsumen.

Di samping itu, kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia diperkirakan berlanjut sehingga menopang kinerja ekspor negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Dengan perkembangan tersebut, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 5,7 persen pada tahun ini,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini