Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) berupaya mengoptimalkan periode 'kejar setoran' sepanjang kuartal IV/2021.
Pasalnya, CFIN masih harus berjuang keras untuk mengembalikan capaian sebelum era pandemi Covid-19. Tepatnya, karena pembiayaan baru CFIN tercatat terjun bebas 70,8 persen (year-on-year/yoy) menjadi hanya Rp2,38 triliun saja, dibandingkan periode 2019 senilai Rp8,17 triliun.
Direktur Utama CFIN Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan bahwa gairah jual-beli di kendaraan roda empat bakal menjadi pendorong utama. Mirip tren sepanjang 2020, di mana mobil bekas menyumbang porsi Rp1,46 triliun dan mobil baru Rp888,6 miliar dari total penyaluran.
"Kami masih menargetkan pembiayaan Clipan Finance sampai dengan akhir 2021 nanti senilai Rp3,5 triliun. Lumayan meningkat dari tahun lalu, dan benar kalau kuartal IV/2021 ini yang paling berpengaruh karena pandemi sudah terkendali dan PPKM [pembatasan kegiatan] lebih longgar," ujarnya, Kamis (18/11/2021).
Sebagai gambaran, anak usaha PT Bank Pan Indonesia Tbk. atau Panin Bank (PNBN) ini menutup pembiayaan baru pada semester I/2021 di kisaran Rp1,3 triliun, kemudian berlanjut ke sekitar Rp2,3 triliun pada akhir kuartal III/2021, sehingga kinerja sampai akhir tahun nanti akan menjadi yang paling signifikan ketimbang kuartal-kuartal sebelumnya.
Inilah alasan kenapa CFIN dan induk usaha menggelar event otomotif bertajuk Panin Expo 2021 di Upper West BSD City pada 12-21 November 2021, memfasilitasi bunga spesial, test drive, tukar-tambah, dan promo spesial buat kartu debit dan kartu kredit Panin Bank.
Promo bunga murah yang diusung pada event ini, yaitu bunga kredit mobil hanya 2,2 persen untuk tenor 3 tahun, hanya 3,65 persen untuk tenor 4 tahun, dan 4,95 persen untuk tenor 5 tahun. Sementara fasilitas test drive tersedia untuk mobil Jeep, Mercedes-Benz, dan mobil listrik Hyundai.
Harjanto berharap besar segala upaya kejar setoran pada periode 2021 ini mampu sedikit demi sedikit memperbaiki berbagai indikator keuangan CFIN sampai nantinya kembali seperti semula.
"Karena pandemi kemarin memang segala hal sulit ditebak. Beruntung, NPAT [laba bersih setelah pajak] kami masih baik, setelah pandemi kemarin jadi PR berat semua pelaku industri pembiayaan. Contohnya, dari sisi kenaikan pencadangan karena beberapa akun [nasabah yang mendapat] restrukturisasi masih ada yang tidak kembali normal," tambahnya.
Sekadar informasi, berdasarkan laporan keuangan CFIN per September 2021, laba bersih tampak naik menjadi Rp86,93 miliar dari Rp61,75 miliar pada September 2020, karena beban mampu ditekan di tengah tren pendapatan yang masih turun tipis.
Sementara dari sisi aset, CFIN masih berupaya menyentuh capaian tutup buku periode 2020 di Rp10,91 triliun, karena turunnya seluruh komponen piutang pembiayaan kelolaan mengakibatkan total aset berada di Rp7,8 triliun per September 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel