Bisnis.com, JAKARTA – Platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending klaster syariah PT Alami Fintek Sharia (Alami) tengah membangun ekosistem untuk berperan lebih dari sekadar mengakomodasi pinjaman online (pinjol) buat UMKM.
Hal ini ditunjukkan dengan manuver mengakuisisi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di wilayah DKI Jakarta yang akan dikembangkan secara digital bernama Bank Hijra. Selain itu, Grup Alami juga merealisasikan akselerator startup bertajuk Arqam.
CEO Alami Dima Djani menjelaskan bahwa langkah ini merupakan strategi untuk merangkul pelaku usaha dengan preferensi syariah sedini mungkin. Selanjutnya, Alami akan mendampingi dan melayani segala akses finansial UMKM sampai nantinya berada di tahap lanjut.
"Ini membuat Alami punya multiple touchpoints di seluruh life cycle bisnis. Misalnya, UMKM di tahap awal atau introduction stage, belum pas rasanya apabila langsung mendapatkan pendanaan. Ini lebih bagus diberikan ilmu dulu. Program Arqam yang bermain di sana," ujarnya dalam salah satu diskusi virtual di Bulan Fintech Nasional & Indonesia Fintech Summit 2021, dikutip Minggu (21/11/2021).
Sekadar informasi, Arqam berupaya memberikan akses kepada para UMKM untuk mendapatkan workshop dan mentor berpengalaman untuk menimba ilmu mengenai product design, customer acquisition, marketing, sampai founder's leadership development.
Alhasil, pelaku usaha yang belum bisa mendapat akses pembiayaan tersebut tak merasa mendapat penolakan, namun justru mendapat jalan untuk berkembang ke tahap selanjutnya.
Dima menjelaskan bahwa di tahap selanjutnya, yaitu growth stage ke atas, Bank Hijra yang akan ikut mendampingi bersama ARQAM agar UMKM tersebut punya manajemen keuangan yang lebih profesional. Di samping itu, ARQAM juga berupaya menjadi wadah untuk memperkenalkan startup yang sudah mature kepada mendapat investor tahap awal lewat jaringan Alami.
"Akhirnya, fungsi dari layanan P2P lending Alami justru untuk [UMKM] yang sudah di tahap growth dan mature atau sudah punya sales lumayan, tapi masih butuh layanan finansial untuk pengaturan arus kas. Jadi teknologi itu kita berdayakan untuk access to knowledge, access to capital, dan ke depan Grup Alami punya rencana bisa ikut membantu access to market," tambahnya.
Dima menjelaskan bahwa bagi Alami yang fokus mengakomodasi UMKM berprinsip syariah, strategi penyediaan ekosistem ini justru membuat akses terhadap layanan keuangan syariah lebih masuk akal, berprinsip fair dan hati-hatian, serta tidak terlalu memaksa sehingga berisiko tinggi.
Sebagai contoh, lewat jaringan Grup Alami dengan ekosistem UMKM petambak ikan di E-Fishery, pembiayaan dari P2P Alami tidak berupa dana tunai, namun langsung berupa 'paylater' pakan ikan dengan akad murabahah.
Sekadar informasi, Alami tercatat sebagai startup fintech di Series A yang telah mendapat pendanaan dari East Ventures, Quona, Golden Gate Ventures, serta AC Ventures.
Akumulasi penyaluran pinjaman Alami tercatat telah menembus Rp1 triliun sejak berdiri pada 2018, di mana Rp662 miliar disumbang kinerja sepanjang 2021, dan sisa outstanding Rp229 miliar. Tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman dari seluruh peminjam (borrower) di platform Alami masih bertahan di 100 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel