Trimegah AM Sebut Reksa Dana Saham Paling Prospektif pada 2022

Bisnis.com,21 Nov 2021, 20:02 WIB
Penulis: Ika Fatma Ramadhansari
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – PT Trimegah Asset  Management berpandangan instrumen reksa dana saham dan campuran menjadi yang paling prospektif pada tahun mendatang.

Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengungkapkan pandangan prospektif tersebut khususnya pada reksa dana saham yang didukung oleh tiga driver utamayang menurutnya penting.

View kami untuk 2022 adalah konstruktif untuk pasar saham dan stabil untuk pasar obligasi. Sesuai dengan pandangan tersebut, instrumen reksa dana yang paling prospektif untuk tahun 2022 adalah reksa dana saham dan campuran. Baru kemudian disusul oleh reksa dana pendapatan tetap,” papar Antony saat dihubungi Bisnis, Kamis (18/11/2021).  

Antony menyampaikan pendorong prospek konstruktif tersebut adalah roda perekonomian saat ini yang bergerak positif, tingginya harga komoditas yang baik untuk ekonomi di Indonesia dalam waktu enam hingga sembilan bulan ke depan.

Selain itu, Antony menyampaikan terdapat antusiasme investor terhadap aksi penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dari banyak perusahaan teknologi yang akan meramaikan pasar saham Tanah Air pada tahun depan.

Di sisi  lain, Antony menyampaikan bahwa risiko yang akan dihadapi adalah seputar agresivitas dari tapering oleh The Fed, inflasi yang tinggi, dan ancaman dari gelombang ke-3 Covid-19. 

“Faktor-faktor positif dan negatif inilah yang akan menjadi driver dunia investasi kita di tahun yang akan datang,” jelas Antony.

Berdasarkan berbagai faktor positif maupun negatif yang ada, dia menyampaikan, Trimegah Asset Management menargetkan pertumbuhan dalam kisaran 15 persen hingga 20 persen untuk instrumen reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana pendapatan tetap. 

Antony menyampaikan, strategi yang akan digunakan Trimegah masih sama seperti biasa yaitu fokus pada skenario utama prediksi kinerja reksa dana di tahun depan. 

Pada saat eksekusinya, dia menyebutkan akan terus memantau perkembangan dari sentimen positif dan negatif yang telah disebutkan sebelumnya. 

“Jika faktor positif ternyata jauh lebih dominan, kami akan meng-adjust portofolio kita secara lebih agresif, dan sebaliknya lebih konservatif jika faktor negatif ternyata menjadi dominan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini