Berdikari Telah Pesan Daging Sapi Brasil 83 Persen dari Kuota

Bisnis.com,22 Nov 2021, 19:17 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
PT Berdikari (Persero)/berdikari-persero.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Berdikari (Persero), BUMN di sektor peternakan, telah merealisasikan pemesanan daging sapi beku asal Brasil sebanyak 16.594 ton per 18 November. Jumlah tersebut setara dengan 83 persen dari alokasi impor yang ditugaskan kepada perusahaan pelat merah tersebut.

“Kami sudah memesan daging sapi beku asal Brasil sebanyak 595 FCL setara 16.594 ton dari total kuota penugasan sebanyak 20.000 ton atau 83 persen dari kuota penugasan 2021,” kata Sekretaris Perusahaan Berdikari Dheni Karmavina dalam jawaban tertulis, Senin (22/11/2021).

Dheni menjelaskan bahwa pasokan daging impor hanya dipasok oleh dua perusahaan pemasok, yakni JBS dan Minerva. Proses pengiriman yang membutuhkan waktu sampai 2 bulan juga mempengaruhi realisasi impor sejauh ini.

Dengan batas waktu daging sampai ke Indonesia pada 31 Desember 2021, Dheni menjelaskan 426 FCL setara 11.872 ton daging sapi beku Brasil telah masuk ke Indonesia dan telah didistribusikan kepada pembeli. Sedangkan sisanya masih dalam perjalanan ataupun proses produksi.

“Importasi daging sapi beku asal Brasil datang tepat waktu sesuai jadwal yang disampaikan dengan kedatangan pertama pada 30 April 2021. Hingga saat ini tidak terdapat kendala signifikan dalam perjalanan,” jelasnya.

Selain melaksanakan importasi daging, Dheni juga menjelaskan bahwa perusahaan juga melakukan pengadaan sapi indukan sebanyak 1.000 ekor untuk mendukung program Desa Korporasi Sapi dari Kementan RI.

Perusahaan juga melakukan impor 2.000 ekor sapi bakalan Australia untuk digemukkan, bekerjasama dengan PT Berdikari United Livestock sebagai anak usaha di Sidrap dan Subang, serta dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) di Jatitujuh, Majalengka.

“Saat ini Berdikari telah mengantongi izin mendatangkan sapi hidup sebanyak 20.000 ekor yang direncanakan masuk secara bertahap,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini