Dampak Ekonomi Balap di Mandalika, Ini Kata UMKM

Bisnis.com,22 Nov 2021, 12:15 WIB
Penulis: Harian Noris Saputra
Sejumlah penonton berbelanja di warung milik yang ada di dalam area Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah,NTB, Minggu (21/11/2021). Ribuan penonton menyaksikan balapan final WSBK 2021 seri terakhir di sirkuit Mandalika./Antara-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, MATARAM - Penjualan kerajinan tangan/handycraft di gerai UMKM sirkuit Mandalika selama event World Superbike 2021 berlangsung masih rendah.

Rata-rata penjualan handycraft saat event Rp2 juta hingga Rp2,5 juta per hari, padahal jumlah penonton saat event menembus 20.000 orang. Rendahnya penjualan handycraft saat event disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor cuaca buruk, produk yang kurang menarik bagi penonton.

Dari pantauan selama event, gerai makanan dan minuman, gerai penjualan kaos bermotif sirkuit Mandalika jauh lebih diminati oleh pengunjung dari pada gerai handycraft.

Salah satu pedagang handycraft Kadri yang menjual kerajinan ketak menjelaskan selama tiga hari hasil penjualan hanya Rp2 juta. "Hasil penjualan kami selama World Superbike Rp2 juta, memang tidak banyak. Itu pun saya dapat karena menjual air mineral juga, jadi memang lebih laku makanan dan minuman dari pada handycraft," jelas Kadri, Senin (22/10/2021).

Kadri menjelaskan, posisi gerai di pintu masuk sirkuit ternyata tidak optimal untuk menawarkan produk. "Jadi penonton yang datang memang banyak, tapi mereka hanya lewat karena dikejar waktu untuk masuk ke sirkuit, sehingga yang berkunjung sedikit. Selain itu hujan lebat kemarin gerai kami juga kebanjiran," kata dia.

Pelaku UMKM tetap berharap diberi kesempatan berjualan saat event MotoGP tetapi dengan penataan tempat yang lebih bagus. "Kami tetap berharap dilibatkan saat MotoGP, tetapi dengan tempat yang lebih bagus," kata dia.

Hasil penjualan yang tidak jauh berbeda juga diperoleh UMKM asal Sumatra Utara yang menjual handycraft khas Sumatra Utara di sirkuit Mandalika. Dalam satu hari nilai transaksi dalam penjualan handycraft Rp2,5 juta per hari.

Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Koperasi Sumatra Utara Tunggul Sitanggang mengakui hasil penjualan memang belum optimal. "Penjualan memang relatif tidak besar, Karena kondisi di tengah pandemi Covid-19, jadi penonton yang datang tidak fokus ke oleh-oleh," Jelas Tunggul. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini