Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan platform biro kredit bertajuk Aiforesee menjadi manuver paling kentara dari PT Investree Radhika Jaya (Investree) dalam upaya memperluas cakupan usahanya sebagai grup teknologi finansial, di samping bisnis utamanya di bidang peer-to-peer lending produktif.
Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi mengungkap bahwa anak usaha Investree di bidang credit score tersebut pada tahun ini telah turut dipercaya oleh lembaga keuangan lain di luar ekosistem Investree.
"Aiforesee sudah bukan hanya dimanfaatkan oleh Investree, tapi kami juga sudah bekerja sama dengan Bank Raya [AGRO] atau bank digital baru milik BRI [BBRI] yang baru, di mana Aiforesee sudah ikut menjadi alternatif credit score buat penyaluran kredit produktif mereka," ujarnya dalam diskusi virtual bersama media, Selasa (23/11/2021).
Sebagai gambaran, Aiforesee dibangun oleh Investree sejak 2019. Memanfaatkan data ekosistem Investree secara internal dan beberapa mitra penyedia data alternatif lainnya, menghasilkan kombinasi data yang bisa menjadi penilai profil risiko UMKM.
Platform ini juga tercatat sebagai salah satu penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD/objek regulatory sandbox) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) klaster credit scoring di bawah nama PT Aiforesee Inovasi Skor.
"Karena visi kami memang bukan hanya marketplace lending, tapi juga menawarkan solusi-solusi lain buat ekosistem UMKM. Salah satunya anak usaha innovative credit scoring ini, yang saya rasa menjadi leading player informasi pendanaan kepada UMKM," tambahnya.
Adrian optimistis bahwa platform ini akan menjadi salah satu unit usaha yang dalam waktu dekat berdampak besar buat Grup Investree, karena kebutuhan akan credit score alternatif di Indonesia tengah berkembang pesat, salah satunya buat para perbankan digital seperti Bank Raya.
"Kami optimistis karena segmen pasar yang dibidik Aiforesee ini unik. Sebab, kami melihat sebagian besar pemain credit score itu rata-rata ke segmen individu atau ritel, yang tujuannya buat pembiayaan konsumtif. Jadi, karena platform ini lahir dari Investree, tujuannya sejak awal membawa gambaran yang lebih komprehensif terhadap credit profile suatu UMKM," tutupnya.
Sekadar informasi, selain Aiforesee, Investree juga tengah membangun platform e-invoicing bertajuk Billtree dan terlibat dalam membangun dua e-procurement lewat joint venture, Garuda Financial dan Mbiz. Startup berstatus 'centaur' yang berada di putaran pendanaan Series C ini juga tengah mengincar penyediaan solusi di bidang cloud accounting dan finance integration.
Terkhusus lini bisnis P2P lending, platform yang menyasar UKM growth stage atau 'papan tengah' ini telah membukukan pinjaman tersalurkan sejak berdiri sebesar Rp8 triliun hingga kuartal III/2021, naik 51 persen year-on-year (yoy) dari tahun lalu. Pinjaman tersalurkan sepanjang 2021 menyumbang porsi Rp3 triliun, dengan sisa outstanding Rp1,26 triliun.
Dari segi jumlah pemberi pinjaman (lender) dan peminjam (borrower), tercatat secara kumulatif sudah ada 46.000 lender dan 6.000 borrower yang tergabung di Investree. Perbandingan jumlah lender individu dan lender institusi yang mendanai juga menarik dengan persentase 40:60.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel