Toyota Produksi Baterai Mobil Listrik Sendiri Tahun Depan

Bisnis.com,24 Nov 2021, 17:54 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Vice President PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto dan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono berbincang dengan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko di sela Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021. /TAM

Bisnis.com,  JAKARTA — PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bakal produksi baterai mobil listrik mulai tahun depan atau 2022. Rencananya fasilitas produksi tersebut akan berlokasi di Karawang, Jawa Barat. 

Hal itu seiring dengan rencana perusahaan untuk mulai memproduksi mobil full hybrid. TMMIN sudah mengisyaratkan untuk mengubah model kendaraan bermesin konvesional yang sudah populer di Indonesia untuk menjadi kendaraan elektrifikasi. 

"Kita berharap assembly process baterai ini akan terus dikembangkan ke supply chain nanti. Termasuk bagaimana motor listrik dan sebagainya," kata Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono usai menghadiri pembukaan Indonesia Eletric Motor Show (IEMS) 2021 di kawasan Gedung Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (24/11/2021).

Warih mengatakan pada awalnya komponen baterai tersebut akan diimpor dari Jepang. Akan tetapi dia berjanji akan terus meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) baterai mobil listrik Toyota. 

"Ya kan step awalnya pasti tidak akan langsung jump up lah, kita akan terus berusaha akan TKDN terus meningkat. This is for sure," katanya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Corporate Affairs TMMIN Bob Azam menyampaikan bahwa kesiapan produksi Toyota terhadap mobil elektrifikasi sudah sangat cukup. Perseroan hanya perlu mempertimbangkan teknologi baterainya yang akan menjadi sumber energi penggerak motor.

"Yang penting kami akan mulai produksi dengan angka kecil dulu pada tahun depan,” sebutnya kepada Bisnis, Senin (25/10/2021).

Dia menjelaskan, pasar mobil elektrifikasi nasional harusnya dimulai dari mobil hybrid. Saat ini, mobil-mobil elektrifikasi global pun lebih banyak didominasi oleh hybrid. Lagi pula, dia menuturkan, mobil model hybrid dapat lebih masif di Indonesia dan bisa mempertahankan daya saing mobil nasional di pasar ekspor.

Sekadar tambahan informasi, transformasi kendaraan mensin konvensional menjadi ramah lingkungan memiliki beberapa tahapan. Pada tahap awal ada mild hybrid yang merupakan mobil konvensional yang disusupi teknologi listrik untuk meningkatkan jarak jelajah dengan bahan bakar yang lebih efisien.

Kemudian selanjutnya adalah full hybrid, di mana mobil masih meminum bensin, tetapi sumber tenaga penggerak adalah motor listrik. Sederhananya seperti generator yang berbahan bakar diesel, namun menghasilkan listrik untuk mengoperasikan peralatan elektronik.

TMMIN memastikan kendaraan elektrifikasi pertama yang diproduksi pada tahun depan adalah full hybrid. Artinya mobil ini akan menggunakan baterai sebagai sumber tenaga penggerak. 

Selanjutnya ada plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) di mana mobil sudah memiliki baterai yang harus diisi ulang dengan cara mencolok kabel konektor ke soket listrik, seperti pada mobil listrik murni. Bedanya, mobil ini masih dapat mengandalkan mesin bensin sebagai sumber tenaga penggerak.

Pada tahap selanjutnya adalah mobil listrik murni yang tidak lagi membutuhkan bensin maupun solar. Saat ini sejumlah pabrikan otomotif juga tengah mengembangkan mobil fuel cell, di mana memiliki teknologi untuk mengubah hidrogen dan oksigen menjadi air yang dalam prosesnya sekaligus menghasilkan energi listrik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini