Muncul Varian Baru Covid-19 B.1.1.529, Ahli: Indonesia Perlu Waspada!

Bisnis.com,26 Nov 2021, 14:34 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Delta Plus virus corona

Bisnis.com, JAKARTA — Varian baru Virus Corona B.1.1.529 dengan jumlah mutasi yang tinggi ditemukan di Afika Selatan. Varian tersebut diduga lebih menular dari Varian Delta hingga memicu berbagai reaksi di dunia.

Untuk mengantisipasi penyebaran varian B.1.1.529, Pemerintah Inggris telah memberlakukan pelarangan penerbangan dari beberapa negara Afrika.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan darurat untuk membahas varian baru tersebut.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan bahwa Indonesia harus mewaspadai varian baru Virus Corona B.1.1.529.

“B.1.1.529 yang memancing reaksi dunia, Inggris melarang penerbangan dari beberapa negara Afrika. WHO serukan pertemuan khusus," kata Zubairi dikutip dari akun Twitter-nya, Jumat (26/11/2021).

Selain itu, Zubairi mengungkapkan bahwa para ahli saat ini khawatir banyaknya mutasi akan berdampak pada perilaku dari varian baru tersebut.

"Berpotensi susul Delta untuk mendominasi kasus di Afsel," ujarnya.

Dia pun mengimbau pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai penularan varian baru tersebut. "Waspada,” cuitnya kemudian.

Sementara itu, ahli virologi di Imperial College London, Dr Tom Peacock dalam cuitan di akun Twitternya mengatakan sangat banyak yang harus dipantau karena profil lonjakan yang sangat mengerikan. Tetapi dia menambahkan bahwa itu mungkin berubah menjadi ‘cluster aneh’ yang tidak terlalu menular.

“Saya harap itu masalahnya,” tulis Peacock seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (26/11/2021).

Diberitakan sebelumnya, varian B.1.1.529 memiliki 32 mutasi pada protein lonjakan, bagian dari virus yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid.

Mutasi pada protein lonjakan dapat memengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan menyebar, tetapi juga mempersulit sel kekebalan untuk menyerang patogen. Artinya, vaksin saat ini mungkin kurang efektif memberikan perlindungan terhadap varian baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini