Bisnis.com, JAKARTA - Strategi memperluas layanan besutan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) di samping sebagai fintech peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif, ternyata diterima baik oleh para mitra binaan di wilayah Sumatra.
Sekadar informasi, Amartha merupakan fintech P2P lending yang berfokus pada pemberdayaan para mitra perempuan pengusaha mikro pedesaan lewat group lending. Terbaru, platform ini meluncurkan aplikasi Amartha+ untuk mengakselerasi digitalisasi para mitra.
Amartha+ menyediakan fasilitas belanja borongan bagi para mitra, sehingga dapat memperoleh untung lebih besar dari selisih harga pasar. Aplikasi ini juga menyediakan fitur PPOB agar para mitra bisa membuka layanan pembelian pulsa sampai pembayaran tagihan listrik dan PDAM, untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Aria Widyanto, Chief Risk & Sustainability Officer Amartha menyampaikan strategi ini merupakan langkah pihaknya ikut mempercepat adopsi digital bagi perempuan produktif di pedesaan.
"Amartha berupaya mendorong percepatan kesejahteraan mitra dengan membantu mereka melakukan transformasi digital. Amartha dapat membantu mitra dan warga sekitarnya tetap produktif di masa PPKM walaupun dengan pembatasan aktivitas di luar rumah. Jadi manfaatnya tidak hanya untuk mitra, tapi juga untuk pelanggan mereka," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/11/2021).
Amartha+ telah digunakan oleh lebih dari 56.000 mitra dengan nilai transaksi lebih dari Rp7 miliar selama beroperasi sejak Juli 2021. Hingga Oktober 2021, aplikasi Amartha+ di Sumatra sudah digunakan di wilayah Provinsi Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, dan Lampung, dengan total pengguna di kisaran 48.000 mitra.
M. Akib, Head of Micro Business Amartha wilayah Sumatra menyampaikan bahwa aplikasi Amartha+ di wilayah Sumatra termasuk laku keras. Terutama di Sumatra Barat, kini menjadi provinsi dengan jumlah pengguna aplikasi Amartha+ terbanyak di Sumatra, yakni mencapai 85 persen dari total mitra binaan.
"Awalnya hanya sekitar ratusan mitra yang tertarik menggunakan aplikasi ini, karena terbatasnya literasi digital di wilayah pedesaan. Untuk itu, kami melakukan sosialisasi literasi digital kepada mitra binaan, mulai dari edukasi penggunaan platform Amartha+ hingga pelatihan kewirausahaan online untuk mendongkrak potensi UMKM setempat," ungkapnya.
Terkait hal ini, Amartha mengerahkan lebih dari 1.000 orang tenaga lapangan yang tersebar di Sumatra untuk memberikan edukasi literasi digital sekaligus memonitor perkembangan usaha mitra.
Akib mengungkap hal ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mempersiapkan para mitra agar siap beradaptasi dengan perubahan teknologi, salah satunya di bidang layanan keuangan.
"Sekarang, para mitra sudah merasakan sendiri manfaat aplikasi ini, karena terbukti berhasil meningkatkan pendapatan mereka sehingga mampu mengembangkan usahanya. Para mitra mengaku sangat terbantu dengan adanya fitur dari aplikasi Amartha+ yang dapat memberikan penghasilan tambahan saat usaha utama mereka terdampak oleh pandemi," tambahnya.
Selain menyediakan aplikasi Amartha+, para mitra di wilayah Sumatra Barat juga menerima pelatihan wirausaha digital secara online. Amartha menjalin kolaborasi dengan Unilever untuk mengadakan kegiatan pelatihan wirausaha online.
Pelatihan ini mendorong para mitra untuk mulai memanfaatkan platform marketplace online dalam mempromosikan usahanya. Beberapa pelatihan juga diberikan melalui platform WhatsApp, agar lebih mudah diikuti oleh mitra dan menjangkau lebih banyak peserta.
Sebagai informasi, Amartha juga mencatatkan kinerja yang positif di wilayah Sumatra Barat, yakni bertumbuh sebesar 167 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan tahun 2020. Hingga Oktober 2021, total penyaluran pendanaan di Sumatra Barat mencapai Rp208 miliar, meningkat jauh jika dibandingkan penyaluran di sepanjang tahun 2020 yang hanya sebesar Rp78 miliar.
Wilayah Sumatra Barat juga mencatatkan tingkat pengembalian pinjaman yang sangat baik, yakni mencapai 99,90 persen, artinya hampir seluruh mitra mampu membayar pinjaman tepat waktu.
Beberapa kota di Sumatra Barat tercatat menerima penyaluran cukup besar, di antaranya kota Padang, Damasraya, dan Pesisir Selatan.
"Kehadiran Amartha bagi perempuan pengusaha mikro tidak hanya sebatas pada penyaluran modal usaha saja, namun ke depannya program digitalisasi desa ini akan terus dikembangkan. Untuk aplikasi Amartha+, tahun depan kami menargetkan pertumbuhan jumlah pengguna sebesar 150 ribu di seluruh wilayah Sumatra. Kami optimis para mitra dapat terbuka pada inovasi digital jika kami mempersiapkannya melalui edukasi literasi digital yang dilakukan secara berkala," tutup Aria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel