Direksi Archi Indonesia (ARCI) Tanggapi Penurunan Harga Saham Perusahaan

Bisnis.com,27 Nov 2021, 21:43 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas terbesar yang memiliki 2 kontrak karya yang dimiliki oleh anak usaha Archi Indonesia./Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati mengalami tren penurunan harga saham sejak melantai di bursa pada pengujung Juni 2021, emiten tambang PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) optimistis kondisi akan membaik.

Perseroan berkomitmen fokus untuk memacu kinerja fundamental. Seiring langkah tersebut, manajemen yakin saham ARCI masih punya prospek bagus dalam jangka panjang.

“Orientasi kami adalah fundamental perusahaan, apakah perusahaan ini secara profitabilitas bagus atau tidak. Karena nanti dengan sendirinya, menurut saya, harga saham akan mengikuti dengan pertumbuhan kinerja perusahaan,” kata Wakil Direktur Utama ARCI Rudy Suhendra di Manado, Jumat (26/11/2021).

Saham ARCI ditransaksikan investor dengan mahar Rp560 per saham hingga penutupan perdagangan pekan ini, Jumat (26/11).

Level tersebut merepresentasikan tren penurunan relatif dalam, yakni 25,33 persen bila dibandingkan posisi Rp750 ketika perseroan menggelar penawaran perdana (IPO).

Mengacu data RTI Business per penutupan perdagangan pekan ini, harga terkini saham ARCI merepresentasikan rasio price earning (PER) disetahunkan 12,71x dan price to book value (PBV) 4,55x.

Perusahaan membukukan US$236,5 juta atau susut sekitar 4 persen secara year on year (yoy). Namun, mereka optimistis profitabiltias perusahaan akan kembali tumbuh seiring masuknya fase produksi Pit Araren tahap 5 pada kuartal terakhir tahun ini.

“Kalau melihat angka dari ARCI, secara fundamental masih cukup bagus dari sisi margin, EBITDA dan profit. Saya tidak berani bilang kami yang terbaik, tapi saya rasa kami di atas rata-rata [perusahaan di bursa].”

Dalam mengerek fundamental, ke depan Rudy dan manajemen ARCI akan memetakan sejumlah langkah prioritas. Mulai dari pengembangan koridor barat konsesi perseroan di Sulawesi Utara, pembangunan fasilitas pemurnian, hingga peningkatan kapasitas produk.

Per akhir tahun lalu kapasitas produksi ARCI berada di kisaran 3,7 ton bijih per tahun dan ditargetkan bisa menyentuh angka 4,8 juta ton hingga 5 juta ton per tahun pada akhir 2022.

Untuk jangka panjang, perseroan menarget kapasitas pabrik bisa menyentuh 8 juta ton per tahun mulai 2025.

Manajemen juga akan memompa geliat ke segmen ritel lewat perilisan produk-produk emas Lotus Archi. Harapannya, perseroan akan segera mencapai ambisinya untuk menjadi emiten emas terintegrasi.

“Dengan menjadi perusahaan terintegrasi, kami yakin bahwa ke depan ini fokus kami bisa mendongkrak harga saham juga. Tetapi lagi-lagi saya bilang tidak bisa menjamin bahwa kami bisa menarik semua orang, karena tujuan investasi orang tentu berbeda-beda, ada mungkin yang [investasi] untuk short term,” tandas Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini