Bisnis.com, JAKARTA - Komisi XI DPR RI bersama dengan Bank Indonesia (BI) menyepakati target penerimaan operasional dalam Anggaran Tahunan BI (ATBI) 2022 sebesar Rp28,41 triliun atau naik 2,4 persen secara tahunan.
“Kami memutuskan pos penerimaan operasional yang semula dialokasikan Rp27,91 triliun atau naik 0,60 persen, disepakati berubah menjadi Rp28,41 triliun atau naik 2,4 persen dari penerimaan operasional ATBI 2021,” kata Ketua Komisi XI Dito Ganinduto dalam Rapat Kerja bersama dengan BI, Senin (29/11/2021).
Dito mengatakan, perubahan alokasi penerimaan operasional ATBI 2022 berdasarkan hasil keputusan Panja yang menetapkan perubahan pada postur penerimaan hasil pengelolaan aset valas.
Adapun, penerimaan hasil pengelolaan aset valas ditetapkan meningkat menjadi Rp28,35 triliun dalam ATBI 2022 atau naik 2,4 persen jika dibandingkan dengan ATBI 2021.
Sementara itu, Komisi XI DPR RI dan BI menyepakati pengeluaran operasional ATBI 2022 sebesar Rp13,81 triliun, meningkat dari alokasi awal sebesar Rp13,79 triliun.
Kenaikan tersebut terjadi pada pos program sosial BI dan pemberdayaan sektor riil dan umkm sebesar 16,45 persen, dari semula yang direncanakan sebesar Rp1,12 triliun menjadi Rp1,88 triliun, serta kenaikan cadangan anggaran operasional dari Rp336,43 miliar menjadi Rp338,32 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa dasar penyampaian ATBI 2022 adalah asumsi makro, yang didasarkan pada kesamaan asumsi makro dalam APBN 2022 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, tingkat inflasi sebesar 3 persen, dan nilai tukar rupiah mencapai Rp14.350.
Perry mengatakan, BI dalam hal ini akan terus mendorong peningkatan penerimaan pada tahun depan dengan memanfaatkan celah yang ada dari ketidakpastian global, namun dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.
“Kami terus memanfaatkan celah-celah yang ada dalam ketidakpastian dalam meningkatkan penerimaan, searching for higher yield, dengan tetap menerapkan manajemen risiko yang baik,” katanya.
Melalui penetapan ATBI 2022, Perry mengatakan program yang dilakukan BI akan terus mendukung pemulihan ekonomi nasional, terobosan digitalisasi untuk UMKM maupun pengembangan SDM unggul, juga di bidang pendidikan dan penerimaan devisa.
Lebih lanjut, BI pun terus mendorong ekonomi dan keuangan yang inklusif, penguatan kapasitas UMKM dan penguatan kapasitas pengelolaan keuangan, termasuk ekonomi dan keuangan syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel