BNI dan BRI Pede Kredit Tahun Depan Tembus di Atas 6 Persen, Ini Alasannya

Bisnis.com,29 Nov 2021, 15:59 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawan merapikan uang di cash center Bank BNI, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Dua bank pelat merah, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. optimistis dapat meningkatkan penyaluran kredit pada tahun depan tumbuh di atas 6 persen.

Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu memproyeksikan kredit pada tahun depan naik pada kisaran 6 sampai 8 persen. Perkembangan tersebut akan didukung oleh stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga.

Kinerja fungsi intermediasi perbankan juga akan didorong oleh rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan yang tetap tinggi, serta likuiditas melimpah.

Sejalan dengan hal tersebut, BNI memproyeksikan target penyaluran kredit perseroan akan tumbuh di kisaran 7 – 10 persen pada 2022.

Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini sempat mengatakan bahwa pertumbuhan kredit pada tahun depan akan lebih tinggi dibandingkan dengan 2021 karena didukung oleh ekspansi debitur tingkat atas (top tier) korporasi dan kredit segmen menengah, serta konsumer.

Adapun, sektor lainnya yang berpeluang meningkat yakni di industri pengolahan, pertanian, perkebunan dan industri perikanan.

Dia pun optimistis kinerja emiten bank dengan sandi BBNI akan tumbuh seiring meredanya kondisi pandemi, dan angka vaksinasi masyarakat yang terus meningkat. “Semua memberikan harapan dan keyakinan, ekonomi akan terus membaik,” ujar Novita.

Hingga kuartal III/2021, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 3,7 persen menjadi Rp570,64 triliun. Pertumbuhan itu, ujar Novita, sejalan dengan rerata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional di kisaran 2,2 persen pada September 2021.

Sementara itu, BRI menargetkan pertumbuhan kredit berada di kisaran 8 persen pada 2022. Target ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun, yang berada di rentang 6 persen sampai dengan 7 persen.

Direktur Utama BRI, Sunarso menuturkan bahwa emiten bank bersandi BBRI ini terus berupaya menyesuaikan strategi pertumbuhan sejalan dengan kondisi, sehingga pada tahun depan perseroan akan menyasar segmen yang selama ini belum terjamah oleh perbankan.

Sunarso mengatakan BRI mempunyai dua sumber pertumbuhan dalam penyaluran kredit. Pertama, untuk nasabah yang sudah ada atau eksisting. Mereka akan dibina agar dapat naik kelas dan menjadikan nasabah tersebut menjadi potensial untuk penyaluran kredit.

Kedua, BRI akan mengoptimalkan Holding Ultra Mikro untuk menjamah peluang yang tidak tersentuh perbankan.

“Ultra mikro yang infrastrukturnya sudah kita siapkan melalui holding, maka kami tidak omong kosong dan tidak ‘ngecap’ karena infrastruktur sudah disiapkan termasuk corporate action untuk go smaller, untuk jangkau pasar di bawah mikro,” ungkap Sunarso.

Dengan adanya Holding Ultra Mikro, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menjadi anak usaha dan membentuk ekosistem ultra mikro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini