Bisnis.com, JAKARTA - Arief Mulyadi selaku Direktur Utama perusahaan pembiayaan mikro pelat merah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dianugerahi penghargaan sebagai TOP CEO In Sustainable Business Growth kategori Perusahaan BUMN Sektor Keuangan Dengan Aset di atas Rp15 Triliun.
Penghargaan tersebut diberikan dalam ajang Bisnis Indonesia Top BUMN Awards 2021 'Accelerating Economic Recovery' yang digelar pada hari ini, Selasa (30/11/2021).
Arief mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk semangat perseroan. Apalagi, selama pandemi, perseroan berhasil menjangkau lebih dari 11 juta nasabah mikro dan ultra mikro untuk bergabung dengan PNM.
"Harapannya kami bisa terus memberi kesempatan masyarakat prasejahtera meningkatkan kemampuan produktifnya," katanya dalam penyerahan penghargaan.
Arief telah membawa PNM yang kini menjadi bagian Holding BUMN Ultra Mikro ini, mencatatkan penyaluran pembiayaan naik 108,9 persen (year-on-year/yoy) sampai Oktober 2021 mencapai Rp39,69 triliun.
Terdiri dari penyaluran ke program pembiayaan kolektif 'emak-emak' di pedesaan, Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) menyumbang Rp37,17 triliun atau naik 114,1 persen (yoy), sementara Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Rp2,52 triliun atau naik 54,6 persen (yoy).
Hal ini didorong oleh jumlah nasabah dan jangkauan kantor cabang PNM yang naik signifikan. Terkini per akhir September 2021, nasabah Mekaar tumbuh 53,9 persen (yoy) menjadi 10,48 juta, sementara nasabah ULaMM tumbuh 108 persen (yoy) ke 153.689 nasabah.
Saat ini PNM memiliki 3.673 kantor layanan di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 Provinsi, 422 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.
Tak ayal, outstanding terkini kedua program pun terkerek. Tepatnya, untuk Mekaar tumbuh 82 persen (yoy) menjadi Rp23,2 triliun. Untuk ULaMM tumbuh 12 persen (yoy) ke Rp7,38 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan pada semester I/2021 PNM yang diterbitkan Harian Bisnis Indonesia, aset perusahaan pembiayaan mikro pelat merah ini tumbuh dari Rp31,66 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp38,15 triliun per Juni 2021.
Paling besar disumbang komponen pembiayaan yang diberikan atau piutang pembiayaan kepada nasabah, yang meningkat dari Rp22,08 triliun pada pada Desember 2020 menjadi Rp28,3 triliun per Juni 2021.
Pendapat bunga dan syariah kotor pun meroket dari Rp2,52 triliun per Juni 2020 menjadi Rp3,61 triliun per Juni 2021. Setelah dikurangi beban operasional, pendapatan bersih terbilang masih tumbuh 53,6 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp2,52 triliun pada paruh periode 2021 dari sebelumnya Rp1,64 triliun.
Adapun, setelah ditambah beberapa komponen lain dan dikurangi beban usaha, laba sebelum pajak perusahaan yang akan menjadi bagian Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini masih tetap naik ke Rp427,33 miliar dari sebelumnya Rp153,12 miliar pada Juni 2020 yang ketika itu masih terdampak pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel