IDI: Masyarakat Tak Perlu Panik Hadapi Omicron

Bisnis.com,01 Des 2021, 13:10 WIB
Penulis: Indra Gunawan
Zubairi Djoerban/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Bidang Penanggulangan Pandemi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban meminta masyarakat tidak perlu panik dengan kehadiran varian Omicron dari Afrika.

Menurut dia, berdasarkan data kematian di Afrika Selatan, Omicron menyebabkan kematian yang cukup rendah.

“Data kematian Afrika Selatan, negara dengan kasus Omicron terbanyak: 25 November 2021= 144 jiwa 26= 12 27= 8 28= 6 29= 25,” ujar Zubairi dikutip dari akun Twitternya @ProfesorZubairi, Rabu (1/12/2021).

“Tentu kematian bukan sekadar angka, tapi poin saya, angka itu cukup rendah, sehingga tak perlu panik meski penularan tinggi. Namun, harus waspada untuk jaga-jaga,” sambugnya.

Zubairi mengakui, bahwa sejak Omicron teridentifikasi, telah  terjadi peningkatan harian kasus baru Covid-19 di Afrika Selatan.

“Saya kira tingkat kenaikannya signfikan--yang dimungkinkan merupakan sinyal superspreading: 23 November 2021: 868 24 : 1.275 25 : 2.465 26 : 2.825 27 : 3.220,” ungkapnya.

Sementar, epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengungkapkan mengapa varian Omicron memunculkan hipotesis-hipotesis yang menakutkan.

Hal tersebut disebabkan data genetika Omicron cenderung berubah-ubah.

“Data genetika virus #OmicronVariant mengindikasikan perubahan yg cukup masif, sehingga timbul hipotesis2 yg menakutkan. Pada kenyataan bisa sangat berbeda dan harus divalidasi dg data epidemiologi dan klinik,” ujar Pandu, Rabu (1/11/2021).

Saat ini, kata dia, pemerintah harus memperkuat pelacakan dan vaksinasi.

“Menutup Negara untuk mencegah #OmicronVariant mungkin sudah tidak berdampak optimal, kalau sebenarnya sudah beredar lebih 1 bulan yang lalu. Perkuat surveilans, 3M dan vaksinasi itu bisa mencegah transmisi komunitas,” pungkasnya.

Merespons varian Omicron, pemerintah telah menetapkan sejumlah protokol baru, termasuk menutup penerbangan dari pelaku perjalan dengan riwayat 14 hari di wilayah yang diketahui terdapat varian Omicron.

Langkah tersebut dinilai tepat dalam mengulur waktu masuknya varian Omicron. Namun, langkah itu bukan menjadi solusi utama atas penanganan varian Omicron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini