Kembangkan EBT, Optimasi Potensi Energi Lokal Perlu Didorong

Bisnis.com,01 Des 2021, 06:32 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Petugas memeriksa panel surya di PLTS Gili Trawangan/ Bisnis - David E. Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Dadan Kusdiana menilai Indonesia harus memaksimalkan potensi lokal untuk memastikan pengembangan EBT sejalan dengan kondisi ekonomi. 

 

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam penyediaan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, desentralisasi pembangkit listrik energi terbarukan penting untuk menciptakan kemandirian energi dan kontribusi mencapai bauran energi bersih. 

 

“Kementerian ESDM telah mengembangkan beberapa program yaitu implementasi PLTS Atap, pengembangan Green Industry, implementasi program de-dieselisasi dan pemanfaatan PLTS untuk fasilitas cold storage di usaha perikanan,“ katanya saat webinar Indonesian German Renewable Energy Day 2021, Selasa (30/11/2021).

 

Indonesia disadari memiliki sumber energi terbarukan melimpah. Mulai dari surya, angin, biomassa hingga air. Hal ini dapat menunjang desentralisasi energi kelistrikan. 

 

Pemerintah sudah berkomitmen setidaknya menyediakan US$6,78 miliar atau hampir Rp96,5 triliun untuk mendukung berkembangnya berbagai tipe energi dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional.

 

Sementara itu, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel mengatakan Jerman secara aktif mendukung pemerintah Indonesia dalam transisi energi. Negara tersebut juga mendukung rencana RI mengembangan bauran energi bersih di wilayah perkotaan maupun pedesaan. 

 

“Sektor tersebut merupakan area inti kerja sama pembangunan bilateral Jerman-Indonesia,” terangnya.

 

Asisten Perekonomian dan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan bahwa Ibu Kota berkomitmen terlibat dalam pengembangan EBT menuju pembangunan rendah karbon. 

 

Pemprov DKI kata dia telah menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen pada 2030. “Kami bahkan berambisi mengurangi smisi gas rumah kaca hingga 50 persen pada 2030,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini