Alokasi Biodiesel 2022 Naik Jadi 10,1 Juta Kiloliter

Bisnis.com,01 Des 2021, 11:20 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Ilustrasi biodiesel/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan alokasi biodiesel 2022 mencapai 10,1 juta kiloliter. Angka ini naik dari alokasi tahun ini sebesar 9,4 juta kiloliter.

Perkiraan kebutuhan itu berdasarkan pada realisasi impor minyak solar dan realisasi penyaluran biodiesel pada 2021. Selain itu, asumsi pertumbuhan demand sebesar 5,5 persen dan estimasi permintaan solar sebesar 33,84 juta kL pada tahun depan.

Alokasi ini ditetapkan dalam Keputusan Menteri ESDM No. 150.K/EK.05/DJE/2021, pada 30 November 2021 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari - Desember 2022.

"Hal ini juga berdampak pada peningkatan kebutuhan atau demand BBM, termasuk solar yang mulai menunjukkan trend meningkat sejak September 2021," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana dalam keterangan resmi dikutip Rabu (1/12/2021).

Selain itu, kenaikan ini ditengarai kondisi ekonomi dalam negeri mulai berangsur pulih. Kondisi tersebut memberi angin segar bagi industri untuk kembali menjalankan operasinya.

Sementara itu, penyaluran program biodiesel pada 2022 ini akan didukung oleh 22 BU BBM dengan kapasitas terpasang sebesar 15.493.187 kL dan kemampuan produksi tahunan sebesar 13.527.527 kL.

Pemerintah berharap penyaluran biodiesel 2022 dapat dilakukan dengan lebih efisien dan meminimalkan terjadinya keterlambatan atau gagal supply (B0).

Pemerintah turut melakukan perbaikan pembagian alokasi dengan memperhitungkan kinerja BU BBN dalam melakukan penyaluran biodiesel periode 1 November 2020 hingga 31 Oktober tahun 2021.

Kementerian ESDMmengupayakan agar setiap tiap titik serah minimal terdapat 2 BU BBN yang mensuplai. Kemudian, menyiapkan formula penentuan Ongkos Angkut, pemilihan BU BBN dan BU BBM berdasarkan optimalisasi rute sehingga Ongkos Angkut menjadi efisien dan membuat aplikasi pengawasan distribusi BBN secara online untuk mempermudah mitigasi jika terjadi potensi B0 di suatu titik serah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini