Wall Street Tertekan Rencana Tapering dan Hawkish The Fed

Bisnis.com,01 Des 2021, 07:06 WIB
Penulis: Hafiyyan
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street kompak tertekan seiring dengan rencana tapering dan komentar hawkish Federal Reserve. Pasar saham juga mencermati pernyataan Bos Moderna perihal efektivitas vaksin Covid-19 melawan varian omicron. 

Pada penutupan perdagangan Selasa (30/11/2021), Dow Jones turun 1,86 persen menjadi 34.483,72, S&P 500 Index turun 1,9 persen menuju 4.567, dan Nasdaq koreksi 1,55 persen ke level 15.537,69.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyampaikan pasar masih terkejut dengan munculnya varian baru Covid-19 omicron. Apalagi, CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan vaksin yang ada kurang efektif melawan varian baru.

Selain itu, muncul sentimen negatif lain yang datang dari ide Chairman The Fed yang mengatakan akan mempercepat proses tapering karena risiko inflasi meningkat didalam pertemuan The Fed di bulan Desember 2021.

"Ketiga faktor diatas membuat Indeks DJIA kembali terpelanting cukup keras pada penutupan Selasa," paparnya dalam publikasi riset.

Sebelumnya, kemarin Chief Executive Officer Modern Inc. Stephane Bancel mengatakan adanya mutasi virus corona varian omicron akan membuat virus ini kebal terhadap vaksin yang ada, sehingga perlu untuk mengembangkan vaksin baru.

Komentar Bancel ini menegaskan pendapat Chief Medical Officer Moderna Paul Burton pada akhir pekan lalu, yang juga mengatakan hal yang sama.

Oleh karena itu, saat ini perusahaan produsen vaksin covid itu tengah menyiapkan jenis vaksin baru untuk varian omicron.

Semalam, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan risiko inflasi telah meningkat dan menyatakan untuk menghentikan istilah sementara guna menggambarkan lonjakan harga.

Dia juga mendorong percepatan pengurangan pembelian aset Fed atau tapering. Komentarnya menunjukkan urgensi untuk melakukan tindakan kebijakan moneter cepat yang pasar keuangan mungkin tidak siap, kata para analis.

"Secara keseluruhan, risiko terhadap prospek jangka pendek terus meningkat. Investor selalu memandang The Fed sebagai jaring pengaman, tetapi Fed terlihat panik di sini," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior, di OANDA.

"The Fed salah dalam inflasi. Dan sekarang tampaknya mereka akan terburu-buru melakukan tapering dan dengan cepat memberikan kenaikan suku bunga. Jika tekanan inflasi tetap ada, Anda bisa melihat siklus kenaikan suku bunga yang dipercepat yang dapat mengancam kondisi keuangan," katanya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini