Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Bisnis Internasional Tbk. (BBSI) anjlok hingga menyentuh auto reject bawah (ARB) pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (1/12/2021).
Harga saham BBSI berakhir di level Rp4.700, turun 6,93 persen dari penutupan sebelumnya. Sepanjang perdagangan, saham BBSI bergerak di rentang Rp4.700-Rp5.225 dengan volume saham yang ditransaksikan sebanyak 105.600 lembar saham dan turnover senilai Rp503,76 juta.
Harga saham BBSI sudah terkoreksi 21,67 persen dalam tiga bulan terakhir. Namun demikian, sepanjang tahun berjalan, harga sahamnya sudah naik 466,27 persen.
Untuk diketahui, Bank Bisnis mencetak kinerja moncer hingga akhir kuartal III/2021. Hal ini tercermin dari perolehan labanya yang tumbuh dua kali lipat, dari Rp23,18 miliar per September 2020 menjadi Rp47,28 miliar per 30 September 2021.
Pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga yang tumbuh 36 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp90,31 miliar. Sementara beban bunga turun 33 persen yoy menjadi Rp15,93 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih meningkat 74 persen yoy menjadi Rp74,38 miliar.
Kredit yang diberikan mencapai Rp920,77 miliar per 30 September 2021, atau tumbuh 2 persen secara year to date (ytd). Sementara jumlah simpanan nasabah tumbuh 22 persen secara ytd, yang didominasi oleh dana murah.
Dari sisi aset, Bank Bisnis mencatatkan jumlah aset sebesar Rp1,59 triliun per 30 September 2021. Jumlah aset tumbuh 10 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp1,44 triliun.
Untuk diketahui, pada 20 Desember 2021, Bank Bisnis akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Salah satu agenda rapat yakni penegasan perubahan komposisi pemegang saham perseroan atas PT Finaccel Teknologi Indonesia menjadi 40 Persen berdasarkan transaksi yang telah terjadi di bursa sesuai dengan keterbukaan informasi perseroan tertanggal 18 Oktober 2021 guna memenuhi ketentuan Peraturan OJK No. 12/2021 tentang Bank Umum. Finaccel merupakan pengembang platform keuangan berbasis teknologi yakni Kredivo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel