Simak Rencana Bio Farma Menyambut 2022, Paket Lengkap Holding Farmasi

Bisnis.com,03 Des 2021, 17:15 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Para peneliti wanita di balik riset vaksin produksi dalam negeri./Bio Farma

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) membentuk ekosistem industri kesehatan dari hulu ke hilir di sektor farmasi. Induk holding farmasi ini kini memiliki target pengembangan produk baru hingga menurunkan ketergantungan impor bahan baku obat.

Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan Bio Farma memiliki target untuk membentuk industri kesehatan di Indonesia yang mencakup end-to-end healthcare ecosystem.

"Adapun rencana strategi bisnis ke depan diantaranya, penataan portofolio bisnis produk-produk life science, farma dan alat kesehatan di dalam holding Farmasi," urainya kepada Bisnis, Jumat (3/12/2021).

Strategi holding farmasi ke depan juga melakukan peningkatan skala bisnis dan penambahan portofolio melalui penambahan produk-produk baru, termasuk meningkatkan efisiensi melalui beberapa inisiatif di antaranya digitalisasi, otomatisasi, join procurement dan lain-lain

Strategi lainnya yakni melakukan transformasi digital, menyinergikan semua rantai nilai yang ada dalam holding, serta peningkatan kapabilitas dan kompetensi SDM.

Holding BUMN farmasi ini menjadi suatu industri yang bergerak dalam bidang kesehatan dengan end-to-end yang lengkap, dimulai dari R&D organization, manufaktur, distribusi, sampai ke retail apotek, klinik dan lab klinik.

"Saat ini, Holding BUMN Farmasi, sudah memilikinya paket lengkap end-to-end. Bahkan kami sudah sudah memiliki 1.800 retail, baik klinik, lab, maupun apotek, Holding BUMN Farmasi juga memiliki saham di Rumah Sakit dan asuransi kesehatan," ungkapnya.

Bambang menjelaskan guna mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya transformasi digital, dari seluruh value chain yang ada. Pemanfaatan kemajuan teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan setiap mata rantai dan menunjang efisiensi.

"Target-target yang diharapkan di antaranya menurunkan ketergantungan impor bahan baku obat, keterjangkauan dan ketersediaan obat-obatan, vaksin dan alat kesehatan yang dibutuhkan masyarakat melalui ketepatan distribusi dan logistik, dan juga bagaimana kita bisa memastikan masyarakat mendapatkan kualitas layanan kesehatan dan obat - obatan yang baik, termasuk pada pelayanan kesehatan," katanya.

Holding BUMN Farmasi dibentuk dengan Bio Farma sebagai Induk dan Kimia Farma dan Indofarma sebagai dua anak perusahaan, sehingga menjadikannya perusahaan farmasi terbesar, dengan 13 pabrik, 78 jaringan distribusi dan 1.300 jaringan apotek serta 560 laboratorium klinik di Indonesia.

Holding BUMN Farmasi melakukan beberapa transformasi dalam upaya untuk menata portofolio produknya, meningkatkan utilisasi pabrik dengan fokus dan melakukan integrasi proses bisnis perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini