Jurus CIMB Niaga Finance Tekan Kredit Bermasalah: Fokus Segmen Mobil Middle-Up

Bisnis.com,05 Des 2021, 13:12 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Karyawan melayani nasabah di kantor PT CIMB Niaga Auto Finance di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance/CNAF) tengah memperkuat segmentasi nasabah demi mempertahankan kualitas penyaluran kredit sepanjang 2021.

Presiden Direktur CIMB Niaga Finance, Ristiawan Suherman menggambarkan secara umum segmen nasabah yang kini makin tertarik menempel ke CNAF merupakan mereka yang berpengalaman dalam kredit, tengah mengincar mobil segmen menengah ke atas (middle-up), dan berkenan mengambil pembiayaan syariah.

"Segmentasi yang kami kejar sebagai mitigasi risiko selama pandemi Covid-19 ini, nyatanya berhasil membuat kualitas portofolio kami membaik dan membuat NPF [non-performing financing] kami turun," ujarnya, Minggu (5/12/2021).

Ristiawan menjelaskan bahwa rasio NPF terbaru CNAF memasuki 1 persen ketimbang sebelumnya sempat menyentuh 1,5 persen pada kuartal II/2020. CNAF menargetkan rasio NPF bisa menyentuh 0,8 persen pada tutup buku 2021.

CNAF sepanjang 2021 ini juga meningkatkan rasio nasabah yang terdaftar di biro kredit atau berpengalaman baik di SLIK OJK menjadi 92 persen. Adapun, rata-rata pembiayaan baru (booking) per harga kendaraan berada di Rp263 juta.

Kedua langkah tersebut nyatanya berhasil membuat rasio pembiayaan lancar pada kuartal III/2021 mencapai 92 persen lebih atau di kisaran Rp5,7 triliun dari total portofolio kelolaan on & off book di Rp6,2 triliun.

"Kami sekarang memang memfokuskan untuk segmen mobil yang middle-up. Kami sudah mulai beralih dari yang low-end, supaya segmen nasabah yang masuk juga lebih baik. Ini yang membuat sekitar 92 persen dari nasabah kami tidak pernah menunggak. Artinya, segmentasi ini memang berdampak positif," tambahnya.

Adapun, kampanye sharia first membuat 60 persen dari total booking CNAF sepanjang 2021 ini diambil oleh nasabah pembiayaan berbasis syariah.

Ristiawan mengungkap bahwa hal ini turut berdampak positif buat kualitas portofolio, karena nasabah syariah pada prinsipnya telah siap dengan cicilan yang lebih pasti. Keuntungan buat CNAF sendiri ada dari sisi kompetisi yang tidak seberat pembiayaan konvensional, dan beban pencadangan yang lebih terjangkau sesuai regulasi.

Pada akhirnya, hal ini membawa CNAF berani menargetkan return on equity (ROE) naik dari 13 persen menjadi 19 persen pada tutup buku 2021 dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menipis dari 68 persen ke 65 persen.

Revenue pun ditargetkan naik 2 persen (year-on-year/yoy) ke Rp875 miliar dan laba naik 4 persen (yoy) ke Rp234 miliar dari akhir tahun lalu yang masing-masing Rp855 miliar dan Rp225 miliar.

Adapun, dari sisi booking baru, CNAF telah mencatatkan Rp3,6 triliun per September 2021, hampir setara dengan full year 2020 di Rp3,75 triliun. Pada akhir periode 2021, CNAF masih membidik total booking mencapai lebih dari Rp4 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini