Warga Jateng Diminta Waspada Bencana Banjir dan Longsor

Bisnis.com,07 Des 2021, 04:57 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Ilustrasi-JIBI Photo

Bisnis.com, SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim hujan di Jawa Tengah akan jatuh pada bulan Januari. Meskipun demikian, di Kebumen, Banyumas, dan Cilacap, telah memasuki puncak musim hujan pada Oktober-November lalu.

Terkait hal tersebut, Safrudin Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Harian (Plt. Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

“Untuk masyarakat di daerah pegunungan agar waspada bencana longsor. Apabila ada lereng-lereng, celah, rekahan, tolong ditutup dan disampaikan. Supaya bisa diantisipasi bencana longsornya,” jelas Safrudin pada Senin (6/12/2021).

Kepada Bisnis Safrudin juga mengimbau masyarakat di sekitar bantaran sungai untuk mengantisipasi kenaikan volume air terlebih di saat terjadi hujan deras. “Terus diamati juga tanggul-tanggul yang sekiranya membahayakan, tolong dilaporkan, supaya kita bisa antisipasi,” tambahnya.

Safrudin mengungkapkan bahwa seluruh daerah di Jawa Tengah memiliki potensi kebencanaan yang berbeda-beda. BPBD Provinsi Jawa Tengah sendiri telah melakukan pemetaan potensi kebencanaan serta intensitas kejadiannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi sekaligus memperkirakan daerah-daerah mana yang sekiranya rawan bencana.

“Secara potensi itu Jawa Tengah ada potensi [kebencanaan]. Di bagian tengah ada potensi longsor. Di utara dan selatan itu ada potensi bencana banjir juga,” jelas Safrudin.

BPBD Provinsi Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan BPBD di tingkat kabupaten dan kota untuk mengantisipasi puncak musim hujan. Melalui langkah tersebut, diharapkan seluruh pihak bisa mengantisipasi potensi terjadinya bencana.

“Kemarin sudah siap lah, sudah koordinasi, sudah menyampaikan peringatan dini ke seluruh kabupaten/kota. Karena dalam penanggulangan bencana itu jadi tanggung jawab bersama,” jelas Safrudin.

Selain mengantisipasi terjadinya bencana alam, BPBD Provinsi Jawa Tengah juga terus melakukan upaya pencegahan. Safrudin mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan pendataan serta penelusuran penyebab terjadinya bencana. “Ini kami coba telaah penyebabnya apa, mudah-mudahan bisa kami selesaikan supaya dampaknya bisa kita minimalkan,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh elemen masyarakat untuk bersiaga menghadapi bencana. Diperkirakan, mulai Desember, cuaca ekstrem berupa hujan lebat akan terjadi di Jawa Tengah. Tingginya curah hujan akan terjadi hingga Februari 2022, untuk itu masyarakat diminta bersiaga hingga bulan April nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini