Industri Asuransi Jiwa Optimistis Tatap 2022

Bisnis.com,08 Des 2021, 19:00 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Karyawan melihat logo-logo perusahaan asuransi yang berada di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) optimistis prospek bisnis industri asuransi jiwa pada 2022 akan lebih baik dibandingkan tahun ini.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, kebanyakan para manajemen perusahaan asuransi dan chief economist menatap kondisi bisnis di 2022 lebih optimistis dibandingkan 2021. Dengan membaiknya kondisi kinerja asuransi jiwa tahun ini, menurutnya, para pelaku usaha akan mulai memacu bisnisnya di tahun depan.

"Kami memandang 2022 dengan optimistis dan tidak ada upaya wait and see. Rasanya dari Januari 2022, anggota AAJI akan mulai mewujudkan semua rencana bisnisnya," ujar Budi, Rabu (8/12/2021).

Dia tak mengesampingkan adanya potensi pandemi Covid-19 yang masih berlanjut di 2022 dan kemungkinan munculnya varian virus baru, seperti Omicron. Namun, dia menilai bahwa perusahaan di semua lini bisnis, termasuk asuransi jiwa, semakin bisa beradaptasi untuk bertahan. Dia percaya sekalipun pandemi Covid-19 masih berlanjut, para pelaku usaha akan semakin terbiasa dan menemukan inovasi baru dalam menjalankan bisnisnya.

"Kami akan semakin terbiasa, akan makin menemukan cara-cara baru menjalankan bisnis kami, memasarkan produk kami, dan melayani nasabah kami. Banyak yang percaya pandemi akan melandai. Semakin ke sini imunitas semakin terbentuk. Meski ada kasus positif, tapi dampak keparahannya mungkin akan jauh lebih terkendali," katanya.

Adapun, hingga kuartal III/2021, kinerja industri asuransi jiwa menunjukkan tren penguatan dan bahkan lebih baik dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19. AAJI mencatat total perolehan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp149,36 triliun sampai dengan kuartal III/2021 atau tumbuh 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian tersebut juga melampaui capaian per kuartal III/2019 yang mencapai Rp146,43 triliun.

Perolehan premi bisnis baru tercatat mencapai Rp94,2 triliun atau naik 17,6 persen dibandingkan kuartal III/2020, sementara premi lanjutan tercatat mencapai Rp55,15 triliun atau naik 2,4 persen dibandingkan kuartal III/2020.

Produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-link, masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 62,5 persen dari total pendapatan premi. Hingga kuartal III/2021, produk asuransi jiwa unit-link bernilai total Rp93,31 triliun atau naik 9 persen year-on-year (yoy), sementara produk bertipe tradisional mencapai Rp56,04 triliun atau naik 15,7 persen yoy.

Salah satu perusahaan asuransi jiwa, PT Asuransi BRI Life, juga menatap tahun depan dengan optimistis. Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan, dengan partner strategis baru, yakni FWD Financial Services Pte. Ltd, perseroan ingin melaju kencang di 2022.

"Di 2022 tantangan besar dari pemegang saham dan induk kami, Bank BRI, karena mereka sudah dapat strategic partner FWD, inginnya terbang. Clue-nya kalau tumbuh 20 persen itu dilihat sebelah mata. Jadi kalau dua mata kira-kira hitung sendiri dibandingkan tahun ini," kata Iwan beberapa waktu lalu.

Asuransi BRI Life membukukan pendapatan premi senilai Rp4,89 triliun sampai dengan kuartal III/2021. Perolehan ini tumbuh 9,85 persen yoy dari sebelumnya Rp4,45 triliun pada kuartal III/2020. Perseroan menargetkan pertumbuhan premi hingga akhir tahun ini setidaknya tumbuh 10 persen dibandingkan capaian tahun lalu.

"Harapannya memang kami mau dorong pertumbuhan minimal 10 persen sampai akhir tahun," ujar Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini