Konten Premium

Mendudukkan Status Gunungan Utang Garuda Indonesia (GIAA)

Bisnis.com,11 Des 2021, 14:39 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Pilot dan kru pesawat memberi penghormatan terakhir kepada pesawat Garuda Boeing 747-400 di Hanggar 4 GMF Aero Asia, Tangerang, Banten, Senin (9/10). PT Garuda Indonesia secara resmi mempensiunkan pesawat Boeing 747-400 terakirnya setelah beroprasi selama 23 tahun sejak 1994. Pelepasan pesawat ini juga menandai berakhirnya operasional penerbangan haji tahun 2017. JIBI/Bisnis/Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (persero) Tbk. memiliki waktu singkat untuk menyusun proposal proposal penyelesaian utang perusahaan. Sedikitnya dalam jangka pendek liabilitas yang harus diselesaikan mencapai US$5,28 miliar atau sekitar Rp76 triliun. 

Bila dipetakan lebih rinci lagi, dari liabilitas yang akan segera jatuh tempo tersebut porsi paling besar berasal dari utang sewa jangka pendek. Yakni mencapai US$1,94 miliar atau sekitar Rp28,03 triliun.

Porsi lain yang tidak kalah besar adalah sisa pinjaman jangka pendek US$948,57 juta atau Rp13,63 triliun, utang obligasi jangka pendek US$494,39 juta atau Rp7,1 triliun, utang pihak ketiga jangka pendek US$409,55 juta atau Rp5,88 triliun, serta utang pihak berelasi jangka pendek US$282,27 juta atau Rp4,05 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini