Investor Bank Jago Asal Singapura Sebut Inflasi Sebagai Tantangan Terberat

Bisnis.com,12 Des 2021, 23:20 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Kantor GIC Ltd. di Singapura, pada hari Selasa, 5 Oktober 2021. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola dana investasi milik negara atau sovereign wealth fund Singapura yakni GIC Pte Ltd, memandang inflasi sebagai ancaman terbesar pada portofolionya, mengikuti krisis yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.

Sekadar informasi, GIC merupakan salah satu investor dan pemegang saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO).

"[Masalahnya] ternyata lebih dari rantai pasok sementara. Inflasi yang dipicu permintaan ternyata menjadi kekhawatiran. Sejak pembentukan GIC, kami tidak pernah melihat inflasi menimbulkan masalah. Krisis ini belum berakhir,” kata CEO GIC Pte Lim Chow Kiat dalam waancara bersama Sunday Times, dilansir Bloomberg pada Minggu (12/12/2021).

GIC, kata Lim, perlu mencari aset yang menghasilkan imbal lebih tinggi daripada inflasi global, kata Lim yang telah menjadi CEO dana kekayaan sejak Januari 2017.

Dana tersebut telah membangun eksposurnya dalam ekuitas swasta dan Lim mengatakan gelombang peluang investasi berikutnya mungkin akan berada dalam aset yang terkait dengan perubahan iklim.

Dana tersebut juga tertarik pada teknologi blockchain dan prospek tokenisasi yang diterapkan ke pasar keuangan arus utama.

Menurut estimasi Global SWF, sebuah portal yang melacak 430 dana kekayaan negara dan dana pensiun publik, GIC memberikan imbal hasil 37,5 persen pada tahun ini hingga Maret 2021.

Capaian tersebut mengungguli aset lainnya seperti Dana Investasi Pensiun Pemerintah Jepang dan Dana Pensiun Kanada, kata surat kabar itu.

Global SWF memperkirakan dana kelolaan GIC mencapai US$744 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini