Ekosistem Belum Memadai, Gim Lokal Sulit Bersaing

Bisnis.com,13 Des 2021, 06:52 WIB
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Peserta bermain game online PUBG pada acara Spirit of Millennials Games Day 2018 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/12/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat ekonomi digital menilai saat ini industri gim lokal masih sulit bersaing dengan gim besutan luar negeri. 

Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut, sama seperti 2020, industri gim tahun ini juga berkembang pesat. Sayangnya, industri masih didominasi oleh gim dari luar negeri.

"Adanya kompetisi e-sport menambah keinginan orang bermain gim, selain waktunya sekarang lebih banyak berselancar di internet akibat pandemi," ujarnya, Minggu (12/12/2021).

Menurut Huda, untuk saat ini gim lokal masih sulit untuk bersaing dengan gim dari luar negeri. Selain karena sistem dan teknologi, basis pengguna gim dari luar juga sudah banyak.

Bahkan, dia melanjutkan, di dalam negeri pun sudah banyak fanbase gim luar negeri seperti AOV, Mobile Legend, dan sebagainya. Mereka juga didukung ekosistem e-sport.

Huda mengatakan harus ada kompetisi khusus untuk gim lokal sebagai wadah agar ekosistem dan bisnisnya cepat berkembang.

"Namun jika ada kompetisi gim lokal, pasti sponsornya dari pemerintah paling banyak. Sponsor swasta jarang yang mau kecuali di-endorse Presiden," ucapnya.

Menurut laporan DS Innovate, pada 2018 total pendapatan industri gim di Indonesia sebesar US$1,1 miliar. Pada Juli 2021 sebanyak 94 persen pemain gim mengeluarkan uang untuk keperluan di dalam gim dan 71 persen populasi urban menonton konten video yang berkaitan dengan gim.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan ada 3 gim paling banyak dimainkan di Indonesia. Ketiga gim tersebut adalah Mobile Legend (56,3 persen), PUBG Mobile (32,9 persen), Free Fire (25,5 persen). Adapun media pembayaran yang paling banyak digunakan oleh para pemain gim adalah dompet digital GoPay, OVO, dan Dana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini
'