Menakar Pengaruh Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Bisnis.com,14 Des 2021, 21:56 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Seorang perempuan mengibaskan pita warna warni di dekat logo Olimpiade dan Paralimpiade Beijing 2022 di sebuah taman di Beijing, China, 8 Desember 2021./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Keprihatinan atas hak asasi manusia (HAM) sering menjadi isu dalam setiap kegiatan olahraga internasional dalam beberapa tahun terakhir ini.

Begitu juga dengan China sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 yang telah memicu kontroversi dan cukup menyedot perhatian publik.

Maklum, Olimpiade Beijing 2022 dilanda serangkaian boikot diplomatik dari negara-negara termasuk AS, Australia, dan Inggris. Pasalnya, China dituduh telah melakukan kekejaman yang meluas terhadap komunitas Muslim Uyghur.

Kelompok hak asasi manusia dan pemerintah Barat juga menuduh China melakukan genosida di wilayah kamp penahanan di Xinjiang.

Akan tetapi, China menyangkal hal itu dengan mengatakan bahwa jaringan kamp penahanan itu dibangun untuk "pendidikan ulang" orang Uighur dan muslim lainnya.

Hubungan negara asing dengan China juga tegang, karena tindakan keras terhadap kebebasan berpolitik dan pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.

Baru-baru ini kekhawatiran atas pemain tenis Peng Shuai, yang menghilang dari pandangan publik setelah dia menuduh seorang pejabat tinggi pemerintah China melakukan pelecehan seksual, juga menjadi pemberitaan media massa.

Namun, pihak berwenang China mengkritik adanya "spekulasi jahat" atas kasus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini