Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan mikro pelat merah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) tak main-main dalam merealisasikan mandat pemerintah soal jumlah nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengungkap bahwa program pembiayaan kolektif untuk para pelaku usaha ultra mikro perempuan tersebut akan didorong tumbuh semakin cepat sesuai arahan pemerintah.
Terlebih, PNM bersama PT Pegadaian kini telah melebur ke dalam ekosistem Holding Ultra Mikro (UMi) di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) alias BBRI, yang bakal memberikan keuntungan strategis untuk mempercepat ekspansi bisnis, antara lain soal sumber pendanaan.
"Strategi PNM tahun depan, juga penajaman peran holding beserta nilai tambahnya masih terus digodok. Tapi paling tidak, kami optimistis minimal nasabah aktif Mekaar bisa menembus 12 juta nasabah pada 2022," ujar Arief kepada Bisnis, Selasa (14/12/2021).
Pria yang menyabet penghargaan CEO Terbaik dalam ajang Bisnis Indonesia Top BUMN Awards 2021 kategori 'Sustainable Business Growth' BUMN Sektor Keuangan Non-Terbuka dengan Aset di Atas Rp15 Triliun ini, mengungkap bahwa target tersebut terbilang masuk akal karena per November 2021 nasabah Mekaar telah mencapai 10,8 juta nasabah.
Jumlah nasabah Mekaar ini terbilang naik 43 persen (year-on-year/yoy) dari tahun lalu. Apabila ditambah program PNM lainnya, yaitu Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) untuk pembiayaan usaha mikro perorangan yang tumbuh 95,8 persen (yoy) ke 167.388 nasabah, total nasabah PNM telah mencapai 11,02 juta orang.
Dari sisi penyaluran pinjaman per November 2021, program Mekaar dan ULaMM tumbuh masing-masing 96,3 persen (yoy) ke Rp42,1 triliun dan 29,3 persen (yoy) ke Rp2,79 triliun.
Adapun dari sisi outstanding tersisa, piutang untuk program Mekaar tumbuh 69,1 persen (yoy) ke Rp25,3 miliar, sementara ULaMM tumbuh 6,3 persen (yoy) ke Rp7,37 triliun.
"Capaian ini membuat total outstanding PNM untuk kedua program mencapai Rp32,67 triliun persen per November 2021, atau tumbuh 49,2 persen dari tahun sebelumnya Rp21,89 triliun," tambahnya.
Seluruh pertumbuhan ini turut didukung oleh penambahan kantor-kantor cabang baru PNM dari 3.347 cabang pada November 2020 menjadi 3.676 cabang pada November 2021, yang telah menjangkau 34 Provinsi, 422 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.
Sekadar informasi, kinerja pertumbuhan PNM soal akuisisi nasabah Mekaar sempat dibanggakan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam acara Kongres Ekonomi Umat ke-2 Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa waktu lalu.
Jokowi bercerita, PNM Mekaar pada 2015 baru mampu mengumpulkan 500 ribu entitas usaha mikro dan ultra mikro sebagai nasabah. Terkini, program ini terbilang berhasil memenuhi ekspektasi pemerintah untuk ikut berperan membantu akses permodalan ke sebanyak mungkin pelaku usaha yang bergerak di sektor ekonomi informal di Tanah Air.
"PNM Mekaar ini bekerja untuk [pelaku usaha] yang kecil-kecil, dikelompokkan, diberikan pembinaan dan pinjaman lewat sistem gandeng-renteng. Jadi kalau satu tidak bisa mengangsur, lainnya bisa membantu. Sistem ini terbukti berkembang di sini, dan InsyaAllah nanti pada 2024 akan mencapai target 20 juta nasabah. Karena kita tahu, kontribusi para pelaku ekonomi sektor informal buat Indonesia ini besar sekali," ungkap Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel