Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asal Korea Selatan terus menyuntikkan modalnya ke bank-bank mini di Indonesia melalui skema rights issue. Dua di antaranya adalah PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) dan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR).
Kabar terbaru datang dari AGRS yang akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau HMETD. Persetujuan atas rencana tersebut akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Januari 2022.
AGRS akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 10.928.961.749 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan bergantung pada keperluan dana perseroan dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV.
Bank IBK Indonesia adalah hasil peleburan antara PT Bank Mitraniaga Tbk. dan PT Bank Agris Tbk (AGRS) pada 31 Juli 2019. Bank ini resmi dimiliki oleh Industrial Bank of Korea (IBK), yang bermarkas di Jung-gu, Seoul, Korea Selatan.
Berdasarkan laporan keuangan AGRS pada kuartal III/2021, IBK menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham sebesar 95,25 persen. Adapun, sebanyak 4,75 persen saham dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dari pasar modal.
Sebelumnya, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, AGRS telah melakukan rights issue pada Mei 2021. Saat itu, jumlah saham baru yang diterbitkan mencapai 7,28 miliar dengan harga pelaksanaan Rp170 per unit saham. Nilai emisi yang dihasilkan tercatat mencapai Rp1,23 triliun.
Dalam prospektus perseroan, yang ditandatangani Direktur MC Vera Afianti dan Direktur Kepatuhan Alexander Frans Rori, menyatakan bahwa Industrial Bank of Korea menyuntik modal Rp999,99 miliar dalam aksi korporasi tersebut.
“Industrial Bank of Korea selaku pemegang saham utama hanya akan melaksanakan penyuntikan modal sebanyak-banyaknya Rp999,99 miliar,” ujarnya pada pertengahan Maret 2021.
Dengan tambahan modal ini, struktur permodalan Bank IBK Indonesia pada akhir 2021 mencapai Rp3,4 triliun. Selain itu, dengan tambahan aksi rights issue pada 2022. maka modal inti perseroan hingga kuartal IV/2023 ditargetkan mencapai Rp5,4 triliun.
Di sisi lain, aksi penyuntikan modal dari perusahaan Korea Selatan juga hinggap di Bank Oke Indonesia atau DNAR, yang dikendalikan oleh APRO Financial Co. Ltd, perusahaan pembiayaan asal Negeri Ginseng.
DNAR pada Oktober 2021 tercatat menerbitkan 2.537.197.095 saham baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham. Saham tersebut ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp197 per saham, sehingga seluruhnya berjumlah Rp499,83 miliar.
Melalui aksi korporasi tersebut, APRO Financial resmi menambah jumlah kepemilikan sahamnya sebanyak 2.319.197.709 lembar saham atau dengan nominal Rp456,88 miliar.
Komposisi kepemilikan saham APRO Financial lantas berubah menjadi 12.755.587.400 lembar saham atau mencapai 91,89 persen. Sebelumnya, APRO menguasai 90,26 persen saham perseroan atau sebanyak 10.436.389.691 lembar.
Sementara itu, manajemen DNAR mengungkapkan rencananya untuk melakukan kembali aksi tambah modal dengan skema rights issue pada tahun depan. “Tahun depan kami akan rights issue lagi sebesar Rp500 miliar,” kata Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah.
Efdinal menuturkan pelaksanaan aksi korporasi tersebut akan dilakukan pada kuartal IV/2022. Dana hasil rights issue tersebut akan digunakan perseroan untuk ekspansi kredit yang diberikan di atas 20 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel