Jakarta Simpang Temu Umat Beragama

Bisnis.com,15 Des 2021, 20:38 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Presiden Joko Widodo (tengah) mengajak Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) meninjau Masjid Istiqlal, di Jakarta, Rabu (30/05/2018)./JIBI-David Eka Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuliskan perenungan tentang DKI Jakarta  kota megapolitan, tempat tinggal masyarakat multietnis dan juga agama.

Perenungan tersebut dituangkan dalam tulisan bertajuk “Jakarta: Simpang Temu Umat Beragama” yang diunggahnya di akun Instagram pribadinya @aniesbaswedan, Senin (13/12/2021).

Anies menilai Ibu Kota menjadi tempat umat dari setiap agama berkumpul merayakan hari besar keagamaannya tanpa ada rasa takut, was-was, karena saat itu adalah masa prapandemi Covid-19.

“Pada masa prapandemi, sikap Jakarta jelas mengizinkan kegiatan takbiran dilaksanakan dengan tertib. Lebih dari sekadar meneruskan tradisi, ini adalah pesan bahwa warga muslim berhak merayakan malam kemenangan yang dinantikan,” tulis Anies.

Hal yang sama juga berlaku bagi umat Nasrani, Hindu, Budha, dan Konghucu. Menurutnya, hal baik ini menjadi ikhtiar yang terus dirajut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemprov DKI adalah menghadirkan program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) ke semua agama.

“Melalui BOTI, tiap komunitas agama dapat berkolaborasi untuk membangun fasilitas keagamaan dan menggerakkan manusianya yakni pegiat atau komunitas umat beragama,” katanya.

Semua kebijakan terkait pemenuhan hak umat beragama di DKI Jakarta, kata Anies, bukan untuk mencampuradukkan agama, melainkan membangun interaksi warga lintas agama sekaligus menghormati yang berbeda dalam keimanan.

Dengan berbagai fasilitas keagamaan yang terbangun dari sebuah kebersamaan, Anies berharap dapat menjadi wadah bagi setiap umat untuk saling membantu satu sama lain. Bahkan, pada masa pandemi Covid-19, banyak fasilitas keagamaan yang menambah fungsinya sebagai sentra vaksinasi bagi warga.

Dengan demikian, rumah ibadah atau fasilitas keagamaan lainnya bukan sekadar sebagai pusat kegiatan religi, tetapi juga menjadi penggerak sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

“Jakarta adalah ruang interaksi semua unsur yang ada di bangsa ini. Bukan asal-usulnya yang dipersatukan tetapi tujuannya. Unsur bangsa dari seluruh penjuru negeri datang ke kota ini dengan tujuan yang sama yaitu memperoleh kemerdekaan hakiki, keadilan sosial dan kemakmuran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini