Multifinance Milik Bank Mandiri Kompak Jaga Kualitas Kredit Demi Kejar Profit

Bisnis.com,15 Des 2021, 14:24 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Nasabah Mandiri Utama Finance/muf.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sama-sama merugi pada periode 2020, dua multifinance anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) optimistis mampu mengejar profit, salah satunya lewat perbaikan kualitas portofolio kredit. 

Sebagai gambaran, PT Mandiri Utama Finance kala itu mencatatkan Return of Equity (ROE) minus 1,5 persen, mencatatkan rugi bersih sekitar Rp12,6 miliar. Padahal, MUF pada periode 2019 mampu ikut menyumbangkan laba bersih ke Grup Mandiri sebesar Rp51,78 miliar.

Terkini, meredanya pandemi dan pemulihan kondisi perekonomian nasional membuat ROE per kuartal III/2021 MUF telah mulai pulih ke 13,8 persen. 

Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja menjelaskan bahwa salah satu fokus pihaknya untuk mulai mengejar target laba seperti sebelum era pandemi, yaitu mempertahankan kualitas portofolio demi menghemat biaya kredit. 

Sampai November 2021, nonperforming financing (NPF) perusahaan pembiayaan yang mengakomodasi kredit mobil dan motor ini berhasil ditekan ke 0,97 persen, turun dari puncak yang terjadi pada era lonjakan pandemi Covid-19 jilid II di Agustus 2021 yang mencapai 1,35 persen. 

"Kami memastikan pembiayaan baru yang dibukukan merupakan portofolio yang sehat, di samping terus menjaga upaya collection yang kuat dan disiplin. Lewat pertumbuhan pembiayaan yang terjaga, NPAT 2021 diproyeksikan akan tercapai sangat baik, lebih dari target yang sudah dicanangkan," ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (14/12/2021). 

Adapun, dari sisi penyaluran pembiayaan, realisasi penyaluran MUF sampai kuartal III/2021 telah mencapai Rp7,7 triliun, melebihi capaian sepanjang 2020 di Rp5,9 triliun, dan hampir mendekati capaian sepanjang tahun 2019 sebesar Rp8,1 triliun.

Sementara itu, PT Mandiri Tunas Finance mencatatkan ROE minus 12,4 persen, mencatatkan rugi bersih sekitar Rp299,98 miliar pada tutup buku 2020. Terkini, ROE MTF telah kembali ke 9,8 persen pada kuartal III/2021 dengan laba bersih setelah pajak [NPAT] kembali positif Rp162,82 miliar. 

Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis menjelaskan bahwa pengendalian NPF bertahan di 1,2 persen begitu penting untuk perseroan, karena laba pada periode ini ditopang oleh kenaikan pendapatan. Sisi beban masih mencatatkan kenaikan, terutama dari komponen penyisihan kerugian penurunan nilai dari pembiayaan konsumen. 

"Kami akan mengejar efisiensi dari sisi biaya, yang paling banyak kontribusinya merupakan penghematan atau pengurangan biaya kredit, yaitu kerugian karena kredit macet. Kalau berjalan lancar, NPAT kami targetkan di angka Rp225 miliar," jelasnya. 

Sekadar informasi, tahun ini perusahaan pembiayaan yang mengakomodasi kredit mobil baru dan alat berat ini telah merealisasikan pembiayaan baru mencapai Rp16,3 triliun sampai akhir Oktober 2021. Tercatat hampir menyentuh capaian sepanjang 2020 sebesar Rp16,74 triliun, walaupun masih jauh dari kinerja periode 2019 yang mampu menembus Rp28,78 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini