OJK Dorong Pengembangan Produk Asuransi Pertanian

Bisnis.com,17 Des 2021, 10:22 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi memberikan penjelasan saat wawancara dengan tim Harian Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (12/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pengembangan produk asuransi pertanian untuk membantu para petani dalam menghadapi risiko gagal panen.

Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank OJK Riswinandi menilai kondisi perubahan iklim yang menyebabkan kondisi cuaca berubah dari waktu ke waktu akan berdampak pada meningkatnya potensi gagal panen. Belum lagi, adanya ancaman hama dan penyakit, sehingga petani cukup rentan terhadap risiko gagal panen.

Menurutnya, dampak kegagalan produksi hasil panen juga tak hanya dirasakan oleh para petani, masyarakat juga bisa terkena imbasnya, seperti kelangkaan dan kenaikan harga komoditas.

Selain mengembangkan produk asuransi umum konvensional, Riswinandi menuturkan pihaknya juga secara berkelanjutan mendorong pelaku industri untuk memberikan value added kepada masyarakat.

"Oleh karena itu, pemerintah perlu turun tangan karena keikutsertaan dalam asuransi pertanian dapat membantu apabila terjadi kegagalan produksi hasil panen. OJK secara aktif terlibat dengan kementerian dan asosiasi untuk mengembangkan produk seperti asuransi usaha tani dan asuransi perikanan," ujar Riswinandi, Kamis (16/12/2021).

OJK pun menyambut baik pengembangan asuransi tanaman berbasis indeks oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sebagai terobosan di dalam industri asuransi umum. Termasuk di dalamnya, asuransi jagung dan asuransi berbasis indeks untuk tanaman kakao.

Namun, Riswinandi menekankan, dalam pengembangan asuransi pertanian perlu diperhatikan keterjangkauan premi asuransinya. Hal ini sangat penting mengingat keterbatasan kemampuan petani membeli asuransi. Hal krusial lainnya yang perlu menjadi fokus perusahaan-perusahaan asuransi adalah kemudahan petani untuk bisa mengajukan klaim dengan cepat dan sederhana.

Guna mengoptimalkan pengembangan produk asuransi pertanian, kata Riswinandi, terdapat sejumlah hal yang perlu dilakukan, salah satunya edukasi terhadap pelaku usaha pertanian.

"Penyelenggaraan program edukasi dan literasi, spesifik kepada pelaku usaha pertanian. Penting untuk meningkatkan pemahaman asuransi, menyediakan proteksi terhadap risiko yang mungkin terjadi," katanya.

Selain itu, diperlukan juga sejumlah dukungan, antara lain dukungan berupa regulasi untuk mendorong penggunaan asuransi oleh petani, dukungan pilot project agar perusahaan asuransi memperoleh data untuk dapat menyusun produk dengan optimal dan sesuai, serta dukungan subsidi petani untuk membayar premi asuransi.

Adapun, AAUI meluncurkan asuransi tanaman berbasis indeks, yakni proteksi terhadap risiko kekurangan kelembapan tanah yang dapat berakibat pada gagal panen. Asuransi itu menggunakan indeks data harian yang memberikan valuasi sebelum risiko menimpa petani.

Ketua Umum AAUI Hastanto Sri Margi Widodo menjelaskan bahwa produk tersebut merespons perubahan curah hujan pada paruh pertama dan kedua setiap tahun. Hal tersebut menyebabkan kurangnya kelembapan tanah pada Mei—Juli dan kelebihan kelembapan pada Juli—Oktober, yang menurut Widodo dapat memengaruhi hasil panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini